Para guru SLB berusaha memperjuangkan lahan tersebut karena digunakan untuk kepentingan sekolah bukan pribadi.
Sementara Risma ingin lahan yang ada di kawasan Balai Wiyata Guna dibangun tempat kerja untuk para disabilitas.
Padahal Risma sebelumnya sudah berjanji lahan tersebut akan diberikan kepada pihak sekolah.
Yuniati mengaku kecewa dengan sikap Risma yang mengingkari janjinya dan menjawab pertanyaan para guru SLB dengan emosi.
"Ketika ditagih beliau emosi, dan ngomong malah ke mana-mana, jadi tidak menggunakan logikanya."
"Ini (lahannya) kalau belum dihibahkan, kami belum bisa dibangun. Misalnya saat ada dana BOS atau Kementerian Pendidikan yang setiap sekolah kan biasanya ada untuk pembangunan, kami jadi gak bisa membangun," tambahnya.
Ia tidak menyalahkan rencana Risma yang ingin menjadikan lahan di kawasan Balai Wiyata Guna sebagai tempat kerja bagi para disabilitas.
Namun, SLB juga sangat membutuhkan lahan tersebut untuk mengembangkan fasilitas sekolah.
"Yang benar kan harusnya pendidikan dulu baru lahan kerja, iya gak? Harusnya dibuka jalur pendidikan dulu dan program pendidikan dulu baru membicarakan lahan kerja."
"Nah, beliau malah kebalik malah mempertahankan lahan kerja," tandasnya.
Sementara itu, Risma menjelaskan pernah menyetujui lahan yang akan dihibahkan digunakan untuk pihak sekolah.