Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pada dasarnya menjaga berat badan yang sehat adalah cara yang baik untuk mengurangi atau meredakan gejala refluks asam lambung.
Melansir WebMD, jika Anda membawa kelebihan berat badan, hal itu dapat menekan perut Anda dan memengaruhi sfingter esofagus bagian bawah. Hal ini dapat memperburuk gejala refluks asam lambung.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Obesity (Silver Spring) pada 2013, penurunan berat badan sering kali menjadi “garis pertahanan” pertama untuk melawan refluks asam lambung. Di sini, Anda harus berolahraga, selain mengikuti diet ramah asam lambung.
Pola makan dan olahraga yang sehat dapat meredakan gejala asam lambung Anda dan mengurangi kemungkinan komplikasi terkait GERD.
Tapi, ingatlah, dalam hal penyakit asam lambung, olahraga bisa menjadi pedang bermata dua. Di mana, memilih olahraga yang tidak tepat malah berisiko memperburuk gejala asam lambung yang telah diderita.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Sport Medicine pada 2006, dijelaskan bahwa olahraga intens dapat memperburuk GERD.
Olahraga intens tertentu dapat menurunkan aliran darah ke area gastrointestinal (saluran pencernaan) Anda. Hal ini kemudian bisa menyebabkan cairan lambung mengumpul, menyebabkan peradangan dan iritasi.
Posisi tubuh yang membatasi juga dapat memberi tekanan pada perut dan dada Anda, yang dapat memicu gejala.
Gerakan ini termasuk tubuh menggantung terbalik dan membungkuk untuk waktu yang lama.
Menghirup udara selama olahraga berdampak tinggi juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah. Ini bisa memaksa asam masuk ke kerongkongan.
Jika Anda menderita refluks asam lambung atau GERD, Anda memang perlu memilah olahraga dengan tepat agar tidak malah memperburuk gejala.