"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa." (Q. S. Al Baqarah (2):183)
Ibadah puasa memang memiliki kedudukan tersendiri di sisi Allah SWT. Di mana Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda sesuai kualitas puasa yang dilakukan oleh seorang hambaNya. Semakin tinggi kualitas puasanya, maka semakin banyak pula pahala yang didapatkannya. Artinya puasa yang dilakukannya, bukanlah satu aktivitas untuk menahan tidak makan dan minum belaka
Puasa merupakan peribadatan yang utama yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasulullah. Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. menyatakan sabda Rasulullah.
"Setiap anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah SWT berfirman: Kecuali puasa, mama Aku akan membalas orang yang mengerjakannya karena dia telah meninggalkan keinginan bahwa nafsunya dan makannya karena Aku”. (Shahih, HR. Muslim).
Perlu dijadikan catatan penting bahwa berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus serta hal lain yang dapat membatalkannya. Orang yang berpuasa juga harus menjaga lisan dan anggota tubuhnya dari hal yang diharamkan oleh Allah SWT.
Contoh 4
Salat Tiang Agama
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt., yang sudah memberi nikmat berupa kesehatan hingga hari ini. Tidak lupa selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw., serta keluarga, para sahabat, sampai kepada kita umatnya yang mudah-mudahan selalu taat mengikuti sunah-sunahnya.
Dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan satu hadis yang maknanya begitu mendalam mengenai salat. Isi hadis itu berbunyi:
"Salat adalah tiang agama, barang siapa mendirikannya maka sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu dan barang siapa meninggalkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu." (Baihaqi)
Source | : | Tribun Cirebon,sonora |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar