"Saya kerja hasil jerih payah, proses panjang, keringet saya sendiri, bukan hasil maling, bukan hasil korupsi. Kok saya diperlakukan seakan-akan saya ba****an, saya ini koruptor," keluhnya.
Bahkan lawakannya di panggung saat dia memerankan karakter orang kaya dan pamer kekayaan, juga menjadi bahan kecurigaan oknum petugas pajak.
"Di Dagelan aku sering jadi juragan, karena image-nya sombong, kaya, namanya dagelan, beli gunung, buat bandara, namanya lawakan. Ketika 2015 orang pajak datang, dikira pom bensin punya Soimah, gunung, bis punya Soimah," tuturnya.
"Silakan dicek, disangka aku nanti pencucian uang. Kok uang tak cuci, mending tak pakai sendiri," imbuhnya.
Soimah mengaku masih rajin lapor dan bayar pajak meski acapkali diperlakukan seperti itu.
Dirinya hanya berharap tidak lagi diperlakukan demikian, karena dirinya bukan koruptor atau orang yang mendapat uang secara tidak halal.
Mendengar hal tersebut, Butet Kartaredjasa yang juga pernah mengalami hal yang kurang menyenangkan, ikut berkomentar.
"Saya tetap bayar pajak, saya tetap mendorong kawan-kawan se Indonesia tetap bayar pajak, negara ini butuh pendapatan dari pajak," kata Butet.
"Cuma tolong, dikoreksi makhluk ganjil-ganjil seperti itu, yang jahat-jahat itu," lanjutnya.(*)
Source | : | TribunSolo.com,Tribunjabar.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar