GridHot.ID - Kasus pembunuhan bos galon di Semarang masih belum hilang diingatan.
Terlebih setelah diketahui jika pelakunya ternyata adalah Husen, karyawan dari bos galon itu sendiri.
Belakangan terungkap jika Husen ternyata punya masa lalu kelam dengan keluarganya sendiri.
Dilansir dari tribunjakarta.com, pelaku pembunuhan dan mutilasi bos galon di Semarang, Muhammad Husen (28) rupanya menyimpan dendam mendalam ke keluarganya sendiri.
Sambil menahan tangis, Husen kemudian menceritakan penyebabnya.
Mulanya Husen mengaku tak memberitahu keluarganya saat ia ditangkap kasus pembunuhan dan mutilasi.
Husen menilai keluarganya pasti sudah tahu kalau dirinya kini mendekam di penjara.
"Kayanya udah tahu, kan dari pihak kepolisian tetap nyarinya ke rumah dulu," kata Husen dikutip TribunJakarta dari video yang diunggah akun Instagram Ndorobei.
"Enggak, engga perlu ngasih tahu," tegasnya.
Menurut Husen keluarganya tidak akan peduli dengannya.
"Karena mereka juga enggak peduli sama saya," kata Husen sambil menahan tangis.
Anak keenam dari depalan bersaudara tersebut mengaku selama ini keluarganya selalu bersikap cuek.
"Mau saya merantau dimanapun, enggak ada yang pernah tanya kabar," kata Husen.
Hal tersebut membuat Husen jarang pulang ke rumah keluarganya di Banjarnegara.
"Saya enggak pernah pulang dan enggak mau pulang," ujar Husen.
"Enggak ada yang kontak saya, sama sekali enggak ada," imbuhnya.
Dengan suara bergetar Husen menyampaikan pesan menohok untuk keluarganya.
"Saya cuma mau bilang, terserah kalau kalian masih tetap seperti ini sama saya," ucap Husen.
"Saya juga enggak akan peduli sama kalian," imbuhnya.
Namun apabila suatu saat keluarganya datang menjeguk, ia akan menyampaikan permintaan maaf.
"Saya akan minta maaf, atas perilaku saya," kata Husen.
"Kalau mereka tetap tidak peduli yaudah," tambahnya.
Mengutip Tribunwow.com, viral curhatan Muhammad Husen (28) pelaku mutilasi bos galon di Semarang soal ayahnya.
Dalam video yang viral itu, Husen menceritakan kalau ibunya sudah meninggal dunia.
Sejak sang ibu meninggal dunia, Husen mengaku hubungannya dengan sang ayah tak akur.
"Ibu sudah almarhum, ayah ada cuma udah lama enggak akur," ucap Husen seperti dikutip dari Tribun Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Husen bercerita sudah bertahun-tahun ia tak menjalin komunikasi dengan ayahnya.
"Jarang komunikasi sama Ayah," kata Husen.
Tak cuma itu, Husen juga mengaku saat masih berusia 11 tahun, ia pernah dianiaya ayahnya.
Akibat penganiayaan tersebut, Husen mengaku tubuhnya bagian kiri mengalami cacat.
"Dulu pas SMP pernah dipukul sampai akhirnya fisik sebelah kiri ini cacat," ucap Husen.
"Pas usia sekitar 11 tahun," imbuhnya.
Meski sudah berlangsung belasan tahun lalu, Husen mengaku hingga kini masih menyimpan kemarahan kepada ayahnya.
"Iya marah sama Ayah, sampai sekarang enggak pernah kontak," kata Husen.
Selain pernah dianiaya, Husen mengaku dirinya merasa tak dianggap oleh ayahnya.
Pasalnya setiap Husen merantau ke luar kota, ia tak pernah sama sekali dihubungi.
"Setiap saya merantau enggak pernah ada keluarga yang ngabarin dari rumah," ujar Husen.
"Tapi kalau saya di rumah yang lain merantau saya disuruh ngabarin keluarga yang lain, disuruh nanyain," imbuhnya.
Di akhir wawancara, Husen mengaku dia adalah anak keenam dari delapan bersaudara.
"Saya 8 bersaudara, saya keenam, ayah kerjanya buruh serabutan," imbuhnya.
Sementara itu Narsidi ayah Husen hanya bisa diam dan tertunduk saat rumahnya di datangi wartawan.
"Saya tidak mau bicara banyak," ucap Narsidi dengan tatapan mata kosong.
Pria yang berprofesi sebagai petani tersebut memilih bungkam ketika diajukan sejumlah pertanyaan.
"Saya takut melewati batas," kata Narsidi pelan.
"Begitu saja," imbuhnya sambil berlalu pergi.(*)