Dari penemuan handphone, lanjut Wiwit, polisi kemudian melakukan penelusuran keberadaan korban maupun barang-barang milik korban lainnya.
Polisi kemudian menemukan indikasi keterlibatan salah satu teman sekelas korban.
Teman sekelas korban itu bahkan menjadi salah satu terduga pelaku pembunuhan.
"Pertamanya kita mengumpulkan keterangan dan bukti-bukti yang ada di lapangan, bahwa korban sebelum hilang itu bawa sepeda motor dan handphone. Kemudian dari handphone itu lah, kita ketahui ada di seseorang," ujar Wiwit.
"Kita lakukan penyelidikan, akhirnya didapatlah terduga pelaku. Pertama satu orang, kemudian kita kembangkan akhirnya tadi malam (Selasa dinihari) kita bisa menemukan jenazah dari anak yang hilang ini," lanjut dia.
Wiwit mengungkapkan, pembunuhantersebut dipicu rasa dendam pelaku terhadap korban.
Pelaku kesal karena ditagih iuran atau urunan rutin kelas.
Korban, ungkap dia, merupakan bendahara kelas.
Karena pelaku memiliki tunggakan iuran kelas, korban pun menagihnya kepada pelaku yang memicu rasa dendam.
"Karena merasa tidak terima saat di kelas itu pelaku dibangunkan kemudian ditagih untuk membayar iuran kelas, urunan kelas kurang lebih selama 2 bulan. Karena hal itu, pelaku dendam kepada korban,” ungkap Wiwit.
Dia menjelaskan, pelaku menghabisi nyawa korban dengan cara dicekik.