“Lebih ke histeris,” katanya lagi.
Ia juga mengatakan kalau proses mediasi itu diwarnai isak tangis oleh seluruh pihak yang hadir di ruangan tersebut.
“Kapolres juga nangis, dari Deputi Kementerian, semua juga ikut merasakan apa yang dirasakan pada korban,” tuturnya.
Bahkan menurut Rusdy, mediasi sempat ditunda menunggu kedua pihak korban tenang terlebih dahulu.
Kemudian setelah keduanya tenang, barulah akhirnya dipertemukan kembali.
Bahkan kedua dua bayi tertukar itu juga dipertemukan di ruangan tersebut.
Momen pertemuan pertama dua bayi tertukar ini berlangsung haru.
Terlihat pada foto yang diterima wartawan, Siti dan Dian tampak tenang.
Mereka duduk di sofa hitam sambil memegang bayi yang mereka rawat masing-masing.
Pada foto itu terlihat bayi yang selama ini dirawat oleh Siti lebih aktif daripada bayi yang dirawat oleh Dian.
Kedua bayi ini juga sama-sama berinisial G.
Saat dipertemukan, keduanya tampak tidak menangis sama sekali.
Mereka hanya saling menatap satu sama lain.
Bahkan terlihat pula, Siti memandangi anak kandungnya yang dipegang oleh Dian.
Pun dengan Dian, ia menatap anak kandungnya yang dipegang oleh Siti.
“Dua bayi itu dipertemukan sama Pak Kapolres habis maghrib,” kata Rusdy lagi.
Tampaknya, untuk menjaga mental keduanya, bayi tersebut tidak langsung dikembalikan kepada orangtua kandungnya masing-masing.
Melainkan melalui tahapan yang membutuhkan waktu sekitar empat minggu.
Hal tersebut berdasarkan arahan dari Deputi Bidan Perlindungan anak.
Tak hanya dikembalikan ke orangtuanya bilogisnya masing-masing, kedua bayi ini juga secara resmi diangkat menjadi anak asuh Polres Bogor.(*)
Source | : | TribunnewsBogor.com,Tribuntrends.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar