Andri Prihatmono, warga Kabupaten Wonogiri, Jateng, juga mengaku kangen dengan suasana warung Mbok Yem.
"Pecel telur ceplok. Nasinya dingin, telurnya panas, sambel pecelnya nyos (pedas), plus teh panas. Tempenya juga gede-gede," ucap pria yang pernah lima kali ke Lawu ini.
Berbeda dari lainnya, Listiyo Budi Santoso mengaku lebih menyenangi pisang goreng di warung Mbok Yem.
"Pisang goreng hangat lebih cocok sama cuacanya. Kalau pecel, enggak masuk (sesuai). Mending mi rebus atau nasi goreng," ungkap pria yang tinggal di Kabupaten Sragen, Jateng, tersebut.
(*)