Gridhot.ID - Inilah sosok Eko Londo, pelawak senior di Surabaya yang kini terbaring koma setelah alami kecelakaan.
Diketahui, pelawak bernama lengkap Eko Untoro Kurniawan itu mengalami kecelakaan tunggal pada Kamis (26/10/2023) malam.
Eko Londo mengalami kecelakaan di Jalan dr Soetomo.
Berdasarkan keterangan saksi, warga Kembang Kuning Kulon, Kecamatan Sawahan itu tengah menaiki sepeda motornya yang berjenis matic dengan nomor polisi L 6828 AX.
"Saksi melihat korban melaju dari arah timur ke barat, setibanya di Jalan dr Soetomo korban kehilangan kendali sepeda motornya," kata Kabid Darlog BPBD Surabaya, Buyung Hidayat, ketika dikonfirmasi melalui pesan.
Akibatnya, Eko Londo langsung terpental dari sepeda motor yang dikendarainya hingga ke pedestrian.
Warga yang melihat hal itu langsung mendatanginya untuk memberikan pertolongan.
"Korban mendapatkan pengecekan dan penanangan di lokasi oleh rekan-rekan PMI (Palang Merah Indonesia). Korban menglami luka robek di muka atau pipi kanan dan lecet di bahu, kondisinya tidak sadar," jelasnya.
Kemudian, petugas membawa Eko Londo ke RSUD dr Soetomo agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Seorang sahabat bernama Heri Suryono alias Cak Suro menjelaskan, Eko Londo belum sadarkan diri pasca kecelakaan.
"Sampai sekarang koma di ICU (RSUD dr Soetomo)," kata Cak Suro saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (27/10/2023).
Akibat kecelakaan itu, kata Cak Suro, satu tulang yang ada di leher bagian belakang Eko Londo mengalami kerusakan.
"Pas dibawa ke rumah sakit itu sudah enggak sadar. Saya tanya, katanya, tulang yang paling tinggi di leher dan nempel ke kepala itu ada dua tulang, ada satu rusak parah," jelasnya.
Cak Suro mengungkapkan, setelah mendapatkan perawatan, kondisi kesehatan Eko Londo sudah semakin stabil.
Namun, sahabatnya itu hingga kini belum sadarkan diri.
"Sekarang sudah dikasih selang (alat bantu pernafasan). Terus sekarang nafasnya juga sudah normal, tapi belum sadar, masih koma," ujar dia.
Cak Suro pun berharap masyarakat ikut mendoakan sahabatnya agar lekas pulih.
"Saya minta doa supaya Cak Eko Londo diberi kesadaran lagi, diberi kesembuhan. Ketika Cak Eko Londo ada masalah dengan kesehatan seperti ini, saya merasa kebingungan sekali," ucapnya.
Biodata Eko Londo
Melansir dari TribunStyle.com, Eko Londo lahir di Surabaya pada Agustus 1957 silam.
Pria berusia 66 tahun ini dikenal sebagai pelawak yang tergabung dalam grup Srimulat.
Pria berdarah Belanda ini sejak kecil memang tergila-gila pada Srimulat.
Bahkan, ketika ada pentas Srimulat, ia akan merengek minta diantar melihat.
Ternyata rasa cinta itu berlanjut hingga ia dewasa.
Tahun 1980-an, Eko pun memberanikan diri melamar menjadi anggota Srimulat.
Saat itu Srimulat sudah mulai disebut-sebut sebagai grup lawak paling tenar, tetapi masih terbatas pentas di Surabaya dan Jawa Timur dan belum melebarkan sayapnya ke Solo, Semarang, maupun Jakarta.
Pada saat itu, Teguh (pendiri Srimulat) menolaknya dengan halus karena kala itu pelawak Srimulat terkenal dengan wajahnya yang kurang ganteng semua.
Hal ini disebabkan meskipun asli Surabaya, Eko memang mempunyai darah Belanda.
Ibunya, Andreana Helena Kohen, adalah nonik Belanda, putri seorang tentara kolonial yang bertugas di Surabaya.
Eko sudah pernah ikut main ludruk bersama Jalal (pelawak) dan juga dengan Cak Tohir yang membentuk Ludruk Gelora 10 November.
Tapi karena sangat inginnya Eko bergabung dengan Srimulat, ia tak kekurangan akal. Ia terus main ludruk dari satu pentas ke pentas lain.
Selain itu, kelucuannya juga muncul di panggung, mulai acara Agustusan di kampung-kampung hingga ke restoran mewah maupun hotel atas inisiatif pengusaha maupun pejabat.
Di situlah nama Eko mulai dikenal. Ia pun sedikit memberi embel-embel namanya dengan sebutan Eko Handai Taulan Hawai Five O John Aloha.
Julukan itu muncul begitu saja. Khusus yang Aloha, karena ia sering diminta pentas di Restoran Aloha.
Namun lagi-lagi pria yang kini suka pakai udheng itu belum puas, meski sudah mulai dikenal. Ia tetap ingin gabung dengan Srimulat.
Eko pun terus belajar dan mendekati para anggota Srimulat, sampai pada akhirnya pada 1984 ia diterima.
Begitu bergabung, ayah enam anak dan kakek empat cucu ini mendapat permintaan pentas yang terus mengalir bak air bah.
Nyaris tak ada hari tanpa ada orang atau instansi yang memakai jasanya.
Karena mulai kebanjiran order, Srimulat menggagas ekspansi gedung ke Solo, Semarang, dan Jakarta.
Sebelum tahun 1989, Eko lebih banyak melawak lewat TVRI.
Karena nama julukannya terlalu panjang, maka orang TVRI memberinya julukan baru: Eko Tralala.
(*)