GridHot.ID - Jasad Disa Dwi Yarto (39) ditemukan dalam keadaan mengapung di antara eceng gondok dan tumpukan sampah, Jumat (10/11/2023) pagi.
Adapun motif korban dibunuh lantaran soal ekonomi, pelaku yang terlilit utang hingga Rp3 miliar.
Dalam kasus pembunuhan ini, polisi telah menangkap tiga pelaku yang berinisial R (29), IS (31), dan JS (48).
Melansir Tribunsumsel.com, kasus pembunuhan terhadap Disa Dwi Yarto (39) hingga kini masih terus menjadi sorotan.
Yang jadi sorotan tentu saja saat kejamnya pelaku saat mengeksekusi Disa Dwi.
Lebih seramnya ialah saat Disa dibuang dan akhrinya ditemukan tewas di aliran Kanal Banjir Timur (KBT), Cakung Barat, Jakarta Timur.
Jasad Disa ditemukan dalam keadaan mengapung di antara eceng gondok dan tumpukan sampah, Jumat (10/11/2023) pagi.
Adapun motif korban dibunuh lantaran soal ekonomi, pelaku yang terlilit utang hingga Rp3 miliar.
Dalam kasus pembunuhan ini, polisi telah menangkap tiga pelaku yang berinisial R (29), IS (31), dan JS (48).
R merupakan otak pelaku pembunuhan, sedangkan IS adalah eksekutor, dan JS berperan sebagai penadah.
R dan IS ditangkap di tempat persembunyiannya di salah satu hotel di Cilegon, Banten.
Sedangkan JS ditangkap di rumahnya.
"Kurang dari 24 jam Resmob Polda Metro Jaya berhasil mengamankan tiga tersangka yang berinisial R sebagai yang memiliki Ide, IS eksekutor, dan JS sebagai penadah," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Uly kepada wartawan, Sabtu (11/11/2023). Dikutip dari TribunJakarta.com
Saat ini polisi masih memburu satu tersangka lain yang namanya sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Titus mengungkapkan, tersangka R dan IS ditangkap di tempat persembunyiannya di salah satu hotel di Cilegon, Banten.
"Pelaku sempat ingin melarikan diri ke luar kota, akan tetapi Resmob PMJ mengamankan saudara R dan saudara IS di salah satu hotel di Cilegon yang mana para tersangka akan melarikan diri, dan kemudian melakukan penangkapan saudara JS di rumahnya," ungkap dia.
Dilansir dari tribunjakarta.com, otak dan eksekutor pembunuhan Pegawai MRT Jakarta Disa Dwi Yarto (39), R (29) dan IS (31) ditangkap di salah satu hotel kawasan Cilegon, Banten.
Apa alasan R dan IS bersembunyi di lokasi tersebut?
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Uly menyebut R dan IS rupanya hendak kabur ke Sumatera Selatan (Sumsel).
Polisi menyebutkan, seorang tersangka pembunuh masih buron.
"Iya betul (ditangkap) waktu mau melarikan diri. Ke luar pulau Jawa, menyeberang ke Sumatera," kata Titus Yudho Uly dikutip TribunJakarta dari Kompas.com.
Sementara itu, JS yang berperan sebagai penadah mobil milik Disa Dwi Yarto yang dicuri R dan IS ditangkap di rumahnya.
Titus tidak mengungkapkan lebih detail lokasi rumah JS.
Terkait apa yang R dan IS lakukan di hotel itu, Titus tidak memberi tahu secara rinci.
Namun, keduanya dalam persiapan menyeberangi pulau.
Polisi meringkus para tersangka sebelum menghilangkan jejak.
"Mereka mau melarikan diri ke wilayah Sumatera Selatan," ujar Titus.
Utang Bikin Gelap Mata
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Uly mengatakan, pembunuhan ini dilatarbelakangi motif ekonomi.
"Motif dari para pelaku adalah ekonomi, yang mana saudara R memiliki hutang Rp 3 miliar," kata Titus kepada wartawan, Sabtu (11/11/2023).
R awalnya berpura-pura ingin membeli mobil Fortuner korban keluaran tahun 2020 milik Pegawai MRT Jakarta tersebut.
Singkat cerita R dan IS menemui korban.
R kemudian menunjukan bukti transfer palsu yang telah diedit kepada Disa Dwi Yarto.
Korban tidak percaya dengan bukti transfer tersebut hingga akhirnya kembali pulang diantar para pelaku.
Pembunuhan itu dilakukan para pelaku di dalam mobil korban ketika di perjalanan.
Ketiga pelaku bekerja sama menghabisi nyawa korban.
"Para tersangka melakukan aksinya dengan menyayat leher korban dan menusuk beberapa kali ke dada korban," kata Titus, Sabtu (11/11/2023).
Para pelaku lalu membuang jasad korban ke KBT setelah memastikan korban tewas.
Mereka juga mengambil mobil korban.
Sebelumnya diketahui, jasad korban ditemukan mengambang di KBT pada pukul 09:23 WIB.
Berdasar hasil olah TKP jajaran Unit Reskrim Polsek Cakung di lokasi kejadian juga ditemukan bercak darah diduga berasal dari korban saat dibuang pelaku ke aliran KBT Cakung.
Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Chandra mengatakan, korban kemungkinan sempat melawan sebelum dibunuh.
Hal ini berdasarkan luka kekerasa senjata tajam yang terdapat pada bagian tangan.
"Kemungkinan (luka di tangan karena) perlawanan, melawan. Dimungkinkan luka senjata tajam. Kita belum sampai sejauh itu (jenis senjata), yang pasti menggunakan senjata tajam," tuturnya.(*)