Korban yang berinisial AS (30) tinggal sendiri di dalam rumah berukuran 6 x10 meter.
Tetangga korban, Subakir (62) menyebut AS sering membawa teman lelaki.
AS keluar rumah untuk bekerja, kemudian pulang langsung menutup pagar.
Lokasi rumah korban cukup sepi. Hanya memiliki tiga tetangga berderet.
Selebihnya tanah kosong. Jarak rumah AS dengan jalan raya kurang lebih 4 kilometer dari Jalan Raya Menganti.
"Korban ini orangnya memang tertutup. Sering bawa teman laki-laki, kalau masuk rumah korban juga pakai helm teropong, jadi tidak keliatan wajahnya," ujar Subakir.
Korban ini tinggal sendirian, tapi sering bawa teman laki-laki. Saat kejadian, Subakir tidak mendengar adanya teriakan atau lainnya. Saat itu dia sedang tidur bersama cucunya.
"Saya kira sampai saat ini juga tidak pernah dengar ramai-ramai atau lagi bertengkar. Beberapa temannya juga ada yang pernah menginap di sini. Kadang ada temannya itu yang pakai tatto," kata dia.
Subakir melihat korban bersama temannya di dalam rumah sejak dua hari lalu. Hanya itu yang dia tahu.
Hingga akhirnya pada Selasa (28/11/2023) dinihari, pintu rumah Subakir diketuk oleh saudara korban yang melihat kondisi korban meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Kemudian pagar rumah korban dalam kondisi terbuka. Sepeda motor korban Honda PCX tidak ada di lokasi.
"Kalau perampok, gembok pagarnya pasti rusak, ini tidak ada yang rusak," kata Subakir.
(*)
Source | : | Serambinews.com,Tribun Gresik |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar