GridHot.ID - Erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat membuat para pendaki kalang kabut.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.
Letusan tidak hanya menimbulkan suara letusan dan hujan abu, tetapi juga menewaskan 11 pendaki.
Dilansir dari Kompas.com, Senin (4/12/2032), terdapat 75 orang yang sedang mendaki ketika Gunung Marapi meletus.
Ini lah kisah pilu para pendaki yang terjebak saat erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (3/12/2023).
Selain kisah Zhafirah Zahrim Febrina (19) yang viral karena mengirimkan video saat erupsi Gunung marapi terjadi, kisah pendaki lain, Yasirli Amri (21) tak kalah memilukan.
Zhafirah dan Yasirli sama-sama mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) yang melakukan pendakian pertama di Gunung Marapi.
Berbeda dengan Zhafirah yang sudah dievakuasi dari area erupsi, Yasirli hingga kini belum dievakuasi.
Sepupu Yasirli Amri, Ahmad Gandi Sabri (28) mengatakan, adik sepupu perempuannya itu berangkat ke Gunun g Marapi, Jumat (1/12/2023).
Anak bungsu dari dua saudara itu berangkat dalam rangka kegiatan kampus satu rombongan, berjumlah 18 orang.
"Adik saya itu sempat minta izin untuk berangkat ke orang tuanya dan diizinkan," tuturnya ditemui, Senin (4/12/2023).
Memasuki hari ketiga sejak Yasirli berangkat, sekira pukul 17.30 WIB, ia menghubungi ayahnya, melalui panggilan telepon.
Dalam panggilan telepon itu, Yasirli menyebutkan lokasi di sekitaran cadas dan ia terakhir bersama rombongan di dekat tugu Abel.
"Di telepon itu, ia menyebut bahwa dirinya haus, kakinya rasa mau patah dan tidak sanggup lagi berjalan," ujar Sabri mencontohkan isi percakapan tersebut
Selain panggilan telepon, Yasirli juga mengirimkan video singkat pada pihak keluarga.
Menyikapi hal itu, keluarga yang berada di Batu Sangkar langsung ke posko yang ada di Gunung Marapi.
Sabri mengaku, ini merupakan kali pertama adik sepupunya itu naik gunung.
Pihak keluarga berharap, Yasirli Amri bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami akan menunggu sampai adik kami turun, semoga dalam kondisi selamat," ujarnya.
Sementara itu data yang dikutip dari Tribun Padang (grup surya.co.id) jumlah pendaki yang belum ditemukan ada 25 orang.
Seperti diketahui, saat erupsi terjadi, ada 75 orang pendaki yang berada di Gunung Marapi.
Hingga Senin siang, penyelamat gabungan pun kini telah berhasil mengevakuasi 49 orang.
"49 orang itu sudah kami evakuasi ke Pasar Koto Baru dan Batu Palano," ujar Kasi Ops SAR Kelas A Kota Padang, Hendri.
Dikutip Surya.co.id dari TribunPadang.com, mereka yang berhasil dievakuasi dilarikan ke rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.
Ia pun mengungkapkan, proses evakuasi mengali kendala.
Kendala tersebut adalah karena Gunung Marapi masih terjadi erupsi.
"Jadi erupsi yang kembali terjadi membuat proses evakuasi sedikit terlambat," ujarnya.
Pada Senin (412/2023), tim gabungan berhasil mengevakuasi satu orang pendaki.
Korban bernama Ahmad Firman ini alami luka kabar sekitar 80 persen dan dilarikan ke RS Ahmad Mochtar Bukittingi.
Mengutip TribunPadang.com, berarti masih ada 25 pendaki lainnya yang masih menunggu dievakuasi.
Hendri mengatakan, ada 120 personel tim penyelamat yang berusaha mencari korban.
"Total tim yang turun ada sebanyak 120 orang, semua masih berupaya untuk evakuasi, semoga saja bisa lekas kami lakukan," tuturnya.
Dari 25 orang tersebut, 13 orang di antaranya sudah dikantongi identitasnya.
(*)