"Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada penjabat gubernur serta kerusakan yang terjadi. Itu di luar tanggung jawab dan di luar dugaan kami," kata Pendeta Dorman saat upacara penyerahan jenazah dari Pemerintah Provinsi Papua kepada keluarga di Lapangan Stakin Sentani.
Sementara itu, sekitar 1.500 personel gabungan TNI-Polri yang berjaga terus berjibaku mengamankan situasi.
"Kami juga sedang melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab kerusuhan yang ada," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo.
Tindak tegas pelaku
Dihubungi Kompas.idsecara terpisah, Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy sangat menyayangkan tindakan anarkistis yang terjadi.
Dia merasa, hal ini justru akan semakin melukai perasaan pihak keluarga besar Lukas Enembe yang sedang berduka.
"Sangat disayangkan, apalagi yang diserang justru pemimpin daerah yang turut mengantarkan almarhum menjadi korban," ujarnya.
Pihaknya juga menyoroti kerusuhan yang masih terjadi di sejumlah lokasi. Padahal, pihak keluarga sudah memberikan seruan agar pengantaran almarhum bisa dilakukan dengan damai.
Oleh karena itu, dia berharap, aparat bisa bergerak cepat agar oknum yang menjadi provakotor segera ditindak.
Narasi-narasi negatif yang dibangun oknum provakator ditakutkan bisa menyebabkan konflik dan kerusuhan berkepanjangan.
Apalagi Yan turut menyoroti, kerusuhan itu tidak terlepas dari perjalanan panjang kasus yang menimpa Lukas Enembe yang menjadi terdakwa kasus suap dan gratifikasi.
Menurut dia, seharusnya, para pendukung menghormati jalur hukum yang sudah ditempuh oleh pihak keluarga.