"Jadi banyak komentar-komentar yang negatif saya terima. Mudah-mudahan kejadian ini tidak terkena kepada keluarga orang-orang yang membuat komentar yang negatif. Karena sampai hari ini sudah 4 korban yang meninggal dunia," ungkap mantan ketua DPRD Kubar itu.
Atas peristiwa itu, Yapan menyampaikan permintaan maaf terhadap sopir dan keluarganya serta masyarakat.
Yapan mengakui, penganiayaan itu semestinya tidak perlu terjadi.
"Saya atas nama pribadi dan keluarga serta pemerintah dan ajudan saya minta maaf kepada korban serta keluarganya. Bahwasanya hal itu bisa terjadi," ujar Yapan di ruang kerjanya, Kamis (21/12/2023).
Yapan mengklaim peristiwa itu terjadi secara spontan lantaran ajudannya yang tersulut emosi.
Ajudannya emosi karena tindakan sopir truk dinilai membahayakan.
"Mungkin orang menilai itu salah. Tapi kejadian itu terjadi spontan. Sebab benar-benar berbahaya. Dan sekali lagi saya mohon maaf," ujarnya.
Selain itu, Yapan justru heran dengan sikap masyarakat yang terkesan diam saat masyarakat umum jadi korban di jalan raya akibat ulah truk sawit.
Dia menyebut selama bulan November sampai akhir Desember 2023, ada 4 nyawa melayang di jalan akibat kecelakaan yang melibatkan truk sawit atau CPO.
Termasuk cucunya asal kampung Besiq serta beberapa orang yang cacat seumur hidup akibat tertabrak mobil sawit.
"Perlu masyarakat ketahui dari tanggal 5 November sampai hari ini (28/12/2023) ada 4 korban yang meninggal dunia. Ada tiga korban yang hidup tapi cacat seumur hidup. Termasuk cucu saya itu mati. Yang satu kakinya remuk sampai hari ini tidak normal," ucapnya.
Bahkan hingga saat ini, laporan masyarakat yang diterima bupati terkait jalan rusak dan jadi korban kecelakaan dengan truk CPO terus berdatangan. Lantaran mobil angkutan kelapa sawit makin bebas menggunakan jalan umum karena tanpa pengawasan dan regulasi yang jelas.
"Sampai hari ini hampir belasan laporan yang saya terima, mereka yang jatuh dan keluar jalan gara-gara mobil CPO ini," ujarnya.
"Yang korban meninggal itu mulai tanggal 5 November di dekat Haji Acong. Habis itu di daerah Karang Rejo mati juga. Baru-baru juga depan asisten tiga waktu pulang Natal ada kecelakaan itu juga mati. Itu semua truk CPO. Saya hanya ingin menyampaikan kejadian yang sebenarnya," beber politikus PDI Perjuangan ini.
Yapan berharap, kejadian itu tidak terulang lagi dan meminta para pengusaha angkutan CPO memperketat pengawasan pengemudinya serta membekali aturan berlalu lintas dan etika di jalan umum.
Sebab ada regulasi yang mengatur soal jalan khusus dan jalan umum. Dimana angkutan sawit maupun bata bara harusnya menggunakan jalan khusus.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar