Kemudian, saksi pun berusaha membujuk pelaku yang berada di dapur.
Saat bertemu, pelaku sempat menarik tangan saksi dan mengatakan 'sini nga tu, nga mati sekali ini, aku haus darah' (kesini kamu, sekali ini kamu mati, aku haus darah).
Tak lama, saksi pun pergi meninggalkan pelaku dan mengatakan kepada korban Sainona bahwa ia tidak sanggup membujuk pelaku.
Korban Sainona pun lantas meminta saksi untuk memanggil Hatop untuk membujuk pelaku.
"Sebelum kejadian, korban Sainona ada di bawah rumah, sedangkan korban Abastiar sedang menyadap karet di kebun," ucap Kasi Humas.
Sekira pukul 12.00 Wib, korban Abastiar pulang dari kebun dan saksi menyampaikan kepada korban agar jangan dulu ke rumah, tapi korban Abastiar tidak mendengar dan langsung naik ke rumah.
Saat korban Abastiar naik tangga rumah, terdengar sempat mengatakan 'dem Sep, dem Sep' (sudah sep, sudah sep).
Saksi dan korban Sainona pun kemudian mendengar suara pukulan di rumah bagian atas dan saksi tidak melihat korban Sainona naik ke rumah korban.
"Lalu saksi melihat darah menetes dari atas rumah dan saksi memanggil warga lain. Saksi tidak sempat melihat korban di TKP," kata Kasi Humas.
Kemudian, berdasarkan keterangan Kepala Dusun (Kadus) 1 Desa Kebur, Indra (47) mengaku, saat tiba di rumah korban, dia melihat pelaku keluar dari rumah sambil memegang parang.
"Saksi minta pelaku untuk membuang parang yang dipegang pelaku sebanyak 2 bilah parang. Lalu saksi menemani pelaku duduk di kursi teras rumah untuk menenangkan amarah pelaku," jelas Kasi Humas.