Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua masih terus menebar teror di tanah Bumi Cendrawasih.
Mereka tak segan memuntahkan peluru dan melukai warga maupun aparat keamanan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Beberapa waktu lalu bahkan dua aparat keamanan diserang secara sadis oleh para KKB Papua di Maybrat.
Belum lagi Komandan KKB Papua Egianus Kogoya yang hingga kini masih menyandera pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merhtens.
Kini yang terbaru, salah satu bagian dari KKB Papua kembali menebarkan ancaman melalui video.
Dikutip Gridhot dari Tribun Papua, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap IV Wilayah Sorong Raya kembali merilis video pegancaman.
Dibawah pimpinan Wakil Komandan Operasi, Mamfred Fatem memberikan ultimatum atau peringatan keras terhadap aparat keamanan dan juga warga sipil.
Mamfred mengatakan, pihaknya bakal menembak mati siapapun yang mencoba melintas dengan kendaraan di wilayah yang dianggap menjadi daerah kediamannya.
“Peringatan keras kepada sopir-sopir yang melintasi jalan, mulai dari sisimuk sampai tisor dan sisimuk sampai ayata,” kata Mamfred dalam sebuah video yang dirilisnya di jagat media sosial.
Dengan lantang, ia mengancam jika ada yang berani melintas, maka tak segan-segan untuk ditembak hingga kendaraan itu akan dibakar.
“Kami ketemu akan tembak mati dan mobil akan dibakar,” tegasnya.
Mamfred menjelaskan, sebab dan alasan pihaknya akan melakukan hal tersebut lantaran menganggap para sopir sebagai ataupun bagian dari intelijen aparat keamanan.
“Alasan kami itu intelijen (TNI-Polri),” akuinya.
Dirinya juga mengaku bertanggungjawab atas insiden penyerangan pos Satgas TNI 133/YS di Kampung Bousha, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Senin (25/12/2023).
Atas insiden itu, dua prajurit TNI terkena tembakan dari TPNPB-OPM.
Satu di antaranya yakni, Kopda Hendrianto meninggal dunia.
Sementara, Pratu Frengky Gulo mengalami luka tembak pada bagian perut sebelah kanan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya Kopda Hendrianto dilaporkan gugur akibat terkena serangan KKB Papua.
Diduga tembakan berasal dari Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Saat itu sekitar pukul 14.00 WIT, ada 10 kali tembakan dari arah depan Pos Satgas Pamtas di Kampung Bousha.
Korban Kopda Hendrianto meninggal dunia dengan luka di bagian kepala. Sementara Pratu Frengky Gulo terkena peluru di bagian perut sebelah kanan.
Jenazah Kopda Herdianto, korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, dipulangkan ke kampung halamannya di Jambi.
Pemulangan jenazah Kopda Herdianto dilakukan melalui upacara militer pelepasan jenazah yang dipimpin Komandan Korem (Danrem) 181/PVT Brigjen TNI Totok Sutriono pada Selasa (26/12/2023).
Istri Kopda Hendrianto tak kuasa menahan kesedihannya upacara persemayaman jenazah sang suami di Markas Korem Wirabraja 032, Kota Padang, Rabu (27/12/2023) pagi.
Istri, anak dan keluarga terdekat tak henti-hentinya menangis histeris.
Sang istri tampak duduk di kursi roda menuju mobil ambulans yang membawa jenazah Hendrianto. Sementara anak perempuannya digendong oleh seorang personel TNI menuju ambulans.
"Capek, suami saya capek," ucap istri Kopda Herdianto berderai air mata.
Saat jenazah sudah berada di ambulans, sang istri terus menangis sembari memeluk peti jenazah Hendrianto yang berbalut bendera merah putih.
Suasana duka juga menyelimuti Makorem Wirabraja 032. Sejumlah istri prajurit TNI yang mengikuti upacara persemayaman juga turut menangis.
Upacara persemayaman jenazah Hendrianto dihadiri Komandan Korem Wirabraja 032 Brigadir Jendral (Brigjen) Rayen Obersyl, Gubernur Sumbar Mahyeldi, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono hingga Wali Kota Padang Hendri Septa.
Danrem Wirabraja 032 Brigjen Rayen Obersyl mengatakan, Kopda Hendrianto wafat meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.
"Korban meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, putri semua. Anak pertamanya usia delapan tahun dan anak keduanya usia enam tahun," katanya.
Danrem mengatakan Kopda Hendrianto wafat karena terkena tembakan di pipi sebelah kanan.
Sebelum wafat terkena tembakan, Hendrianto dan personel lainnya baru pulang dari pengamanan ibadah natal di Distrik Aifat.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun papua |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar