"Korban bapak ini berusaha masuk sampai ke dalam, merayap," katanya.
Setelah membunuh suami, istri dan dua anak, Junaedi masih masuk ke kamar belakang.
Dia menebaskan parangnya pada anak paling besar, RJS (15).
Tak puas membunuh satu keluarga, Junaedi juga menyetubuhi jasad SW dan RJS.
"Persetubuhan diakui dan memang dari hasil visum tim dokter tes DNA," katanya.
Tindakan keji ini berlangsung cepat menurut Dian tak sampai 30 menit.
"Tidak sampai 30 menit, karena sangat cepat dia gantian, habis nimpas 1,2,3,4,5 balik lagi memastikan, ditimpas lagi," katanya.
Usai melakukan aksi kejinya, Junaedi mengambil dua handphone dari kamar depan dan satu handphone dari kamar RJS.
"Mengambil 3 unit handphone dan uang Rp 353 ribu. HP dibawa ke jalan, dirusakin 2 unit, satu tidak sempat dirusak, lalu dilempar ke sungai untuk menghilangkan barang bukti," katanya.
Setelah itu Junaedi masih sempat menyalakan kembali aliran listrik di rumah Waluyo.
Ia kemudian kembali ke rumah mencuci baju, senter dan parang.
"Lalu kembali ke rumah, buka baju, dicuci di mesin cuci sambil nungu kering dia berishkan parangnya, senternya," katanya.
Siswa SMK kelas 3 ini kemudian mendatangi rumah kakaknya yang berada di samping.
"Mengatakan ada perampokan di sebelah rumah," katanya.
Kakak korban, Mujiono bercerita dalam kesehariannya Junaedi memang kerap cekcok dengan tetangga.
Ia bahkan tak segan mengancam menggunakan senjata tajam.
"Kalau itu sering (cekcok). Hal sepela aja sudah membawa sajam," kata Mujiono.
Menurutnya cekcok Junaedi bukan hanya kali ini saja.
"Bukan (yang pertama kali). Dia cuma menakut-nakuti saja," katanya.(*)
Source | : | Kompas.com,TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar