"Sampai di lokasi, kami melihat pelaku sudah diamankan oleh warga, tangannya terikat," kata Maesal kepada Tribun-medan, Rabu (3/4/2024).
Dijelaskannya, saat itu ia sempat mengintrogasi dan menanyakan apa penyebab pelaku tega membunuh ibu kandungnya.
"Pengakuannya dia depresi, dan sudah tidak ada lagi rasa kasihan nya sama ibunya," sebutnya.
Maesal menyampaikan, menurut keterangan pelaku, korban dibunuh, pada Senin (1/4/2024) sore.
Saat itu, ibunya baru saja pulang bekerja. Setibanya di rumah pelaku langsung memukul korban hingga tergeletak.
Setelah tergeletak, pelaku langsung mengambil pisau kater dan langsung menyayat tangan ibunya.
Tidak puas sampai di situ, pelaku ini pun menggorok leher ibunya di dalam rumah tersebut.
"Katanya, waktu mamaknya pulang kerja langsung ditumbuk nya pakai tangan, lalu jatuh," ungkapnya.
"Waktu itu nasih bergerak, dia panik ngambil pisau kater digorok tangan korban, karena masih bergerak digorok lehernya," sambungnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, setelah korban tewas pelaku pun langsung menyeretnya ke belakang rumah.
Kemudian, pelaku meminjam cangkul dan mengorek tanah di belakang rumahnya kemudian menguburkan ibunya.
"Si korban tak berdaya, baru di seretnya ke belakang rumah, lalu ditanamnya," ujarnya.
Maesal menuturkan, kasus tersebut terungkap dua hari setelah kejadian tersebut terjadi.
Tadi malam, pelaku ini mendatangi keluarganya yang tinggal di dekat rumahnya.
Kepada keluarga, pelaku ini mengaku telah membunuh ibunya dan menguburkannya di belakang rumah.
"Sudah terhitung dua hari lah mayatnya di belakang. Mereka tinggal bertiga, pelaku ada anaknya masih umur 4 tahun, lalu korban," katanya.
"Dia datang ke rumah uwak nya di depan, ngasih tahu kalau dia sudah membunuh mamaknya, langsung diamankan pelaku," tambahnya.
Amatan tribun-medan, di rumah tersebut tampak sepi dan sudah di pasang garis polisi.
Di belakang rumahnya terdapat sebuah lubang, yang kedalamannya berkisar dua jengkal tempat korban di kubur oleh pelaku.(*)
Source | : | Kompas TV,Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar