Gridhot.ID - TikToker Galih Loss kini sudah resmi menjadi tersangka kasus penistaan agama akibat konten yang dibuatnya di sosial media.
Dikutip Gridhot dari Bangka Pos, Galih Loss banjir kecaman usai dirinya membuat konten bercandaan hewan yang bisa mengaji.
Akibat konten tersebut, Galih Loss langsung dilaporkan ke polisi dan menjalani serangkaian pemeriksaan.
"Sudah ditetapkan tersangka dan sudah ditangkap oleh penyidik Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak., Selasa (23/4/2024).
Galih sendiri ditangkap pada Senin, 22 April 2024, pukul 23.00 WIBdi Jalan Kampung Burangkeng, RT003 RW006, Burangkeng, Setu, Bekasi, Jawa Barat.
"Setelah dilakukan upaya paksa penangkapan terhadap tersangka, selanjutnya tersangka dibawa ke Mako Ditreskrimsus Polda Metro Jaya untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut," katanya.
Konten hewan mengaji yang dibuatnya kini mengancam dirinya harus merasakan jeruji besi.
Bahkan Pasal 28 ayat (2) yang menjeratnya bisa membuat Galih Loss merasakan penjara selama enam tahun dengan denda Rp1 miliar.
Meski sudah sering membuat geger dengan konten-konten miliknya, Galih nyatanya tak dikenal oleh warga kampungnya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, Dengan 600 ribu lebih followers, Galih bahkan dikenal bukan siapa-siapa di lingkungan rumahnya.
Saat seorang tetanga mendeskripsikan soal keluarga Galih, dia berkata lugas.
"Bukan orang kaya dia mah," kata A, tetangga Galih di perkampungan RT 02 RW 06, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
TribunJakarta mendatangi rumah Galih untuk mengetahui sosok sang TikToker, pada Rabu (24/4/2024).
A, tetangga, mengatakan, Galih sudah cukkup lama tinggal di perkampungan daerah Jatimulya itu.
"Emang rumah dia (tingkat) bawahnya cuma gini doang (ruang tamu) orang cuma 40 meter (luasnya), atasnya buat tidur," kata A.
Orang tua Galih juga bukan pekerja yang mapan, bapaknya dulu sempat bekerja di sebuah perusahaan tetapi kena PHK.
"Bapaknya juga cuma kuli serabutan kadang ngecat mobil di pabrik apa gitu, kadang nganggur enggak setiap hari kerja gitu," jelas A.
Sementara sang ibu, dia cukup aktif di lingkungan dengan mengikuti pengajian dan kegiatan lain.
Selain itu, ibu Galih juga membantu perekonomian keluarga dengan berkerja sebagai pangasuh anak.
"Kadang emaknya suka berangkat ngaji, kadang juga suka momong (mengasuh) anak orang dibayar sehari Rp30 ribu," jelas dia.
Sementara terkait aktivitas Galih sebagai TikToker, A tidak begitu mengetahui secara detail karena tidak mengerti media sosial.
"Saya mah enggak tahu dia kayak gitu (bikin konten), saya enggak ngerti, kalau adeknya iya, suka joget-joget di depan rumah sini, kalau Galih enggak main di sini," jelasnya.
Padahal, di dunia maya, followers Galih sudah ratusan ribu, namun orang-orang di sekitar rumahnya tidak ada yang tahu soal kegiatan membuat kontennya.
"Benar warga saya, dia tinggal di RT 02 RW 06, namun terkait penangkapan dan kegiatan Galih sehari-hari saya gak tau," kata Saiful Hajat, Ketua RW setempat, Rabu (24/4/2024).
Dia baru mengetahui Galih ditangkap Polisi, setelah orang tuanya datang melapor ke pengurus lingkungan.
"Saya dapat info dari orang tuanya dan itu sebatas laporan saja dari orang tuanya, bilang ke saya bahwa galih ditangkap," ucap Saiful.
Berdasarkan informasi dari orang tuanya, Galih ditangkap saat sedang berada di luar lingkungan tempat tinggalnya.
Perihal kasus yang menjerat Galih, Saiful sempat mendapat penjelasan dari kedua orang tuanya terkait konten video.
"Orang tuanya sempet kasih tau, katanya main konten gitu, cuman karena keterbatasan orang tua dan saya, kalau konten itu seperti apa saya gak ngerti, gaptek lah urusan seperti itu," terangnya.
Secara personal, Saiful tidak begitu mengetahui Galih walaupun dia sudah cukup lama tinggal di lingkungannya.
"Saya gak tau Galih aktivitas sehari-hari saya gak tau dan saya belum kenal Galih itu seperti apa, karena kita memang jarang ketemu," jelas dia.
Kendati demikian Saiful memastikan keluarga Galih dikenal baik di lingkungan, dan tidak tertutup.
"Bukan, bukan warga tertutup, Dia bukan (warga asli lingkungan setempat), cuman sudah lama sekali dan memang betul warga saya," jelas dia.
(*)