Hotman juga mengatakan, keterangan delapan orang pelaku bukan sebuah karangan belaka.
Iaberdalih, ada keterlibatan oknum polisi ini diduga turut membersihkan nama tiga orang buron tersebut.
"Yang menarik delapan orang (pelaku) ini pada saat di BAP pertama menyatakan ada tiga orang lagi pelaku. Tapi kemudian berubah sesudah dilimpahkan ke kejaksaan, berubah BAP-nya," ucap Hotman Paris.
"Karena mereka saat BAP terpisah, dikatakan ada tiga orang lagi, tapi pada saat dilimpahkan ke kejaksaan mereka mengubah BAP sehingga ada pengaruh di sini. Sehingga tiga orang ini bahkan sampai sekarang alamat tidak jelas. Harusnya di BAP itu ada," tambahnya.
Lebih lanjut, Hotman Paris mengimbau Kepolisian RI agar mengusut ulang kasus Vina.
"Jadi imbauan kepada bapak Kapolri dan bapak Kapolda Jabar agar kasus ini dibuka ulang penyidikannya, khusus kepada tiga tersangka. Dan agar diamankan semua BAP dari delapan terpidana ini yang menyatakan bahwa tiga orang pelaku ini yang sudah DPO (buron), terlibat," ujar Hotman Paris.
"Ini pasti ada pengaruh besar dari oknum aparat di daerah Jawa Barat ini," imbuh Hotman Paris.
Terlebih sempat ada pihak yang melarang syuting film "Vina: Sebelum 7 Hari". n Film tersebut mengangkat kisah kematian Vina ini dan tayang di bioskop sejak 8 Mei lalu.
Melansir wartakotalive.com, Hotman Parismendapat kabar bahwa ketika proses syuting film "Vina: Sebelum 7 Hari" ada oknum polisi mendatangi lokasi syuting dan kakak almarhumah Vina,Marliyana.
"Pada saat mau syuting, ada oknum polisi yang datang ke lokasi agar jangan melanjutkan?" tanya Hotman Paris ke Dheeraj Kalwani selaku produser film Vina, di kawasan Slipi Jakarta Barat, Kamis (16/5/2024).
"Saya pada saat itu saya tidak ada di lokasi, tim saya yang bilang (ada oknum polisi). Sebelumnya datang (ke lokasi syuting), sempat datangi ke keluarga dulu," ungkap Dheeraj.