Find Us On Social Media :

Syekh Nawawi Al-Bantani, Kakek Buyut Ma'ruf Amin yang Jasadnya Utuh Meski Telah Dikubur Selama 3 Tahun

Kagetnya Pemerintah Arab Saudi saat Membongkar Makam Syekh Nawawi

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega 

Gridhot.ID - Nama Syekh Nawawi Al-Bantani tentu sudah tak asing lagi bagi umat muslim Indonesia.

Meski telah tiada, ulama asal Banten ini seakan masih hidup dan terus menyertai umat dalam memberikan wejangan ajaran Islam yang menyejukkan.

Tak disangka, di balik kemasyuran Syekh Nawawi, beliau ternyata merupakan kakek buyut dari KH Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Usai AHY Silaturahmi Pada Jokowi, Pengamat Politik: Kode Keras, Sinyal Peralihan Dukungan

Melansir dari laman www.nu.or.id, Syekh Nawawi merupakan satu dari tiga ulama Indonesia yang mengajar di Masjid Al-Haram, Mekkah pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Dua yang lainnya ialah muridnya, Ahmad Khatib Minangkabau dan Syekh Mahfudz Termas. 

Hal ini menunjukkan keilmuan Syekh Nawawi sangat diakui, tak hanya di Indonesia melainkan di semananjung Arab. 

Baca Juga: Tak Kalah dengan Jokowi dan Jan Ethes, Jusuf Kalla Juga Momong Cucu di Sela Liburannya

Syehk Nawawi sendiri menjadi pengajar di Masjid Al-Haram sampai akhir hayatnya yaitu sampai tahun 1898. 

Wajar, jika Syehk Nawawi dimakamkan berdekatan dengan makam istri Nabi Muhammad SAW, Khadijah di Ma'la.

Namun pada suatu waktu, kejadian menggegerkan terjadi saat makam Syekh Nawawi digali untuk dipindahkan sesuai tradisi Arab Saudi.

Baca Juga: Mengenal Sosok Selvi Ananda, Anak Pedagang Sarat Prestasi yang Kini Jadi Menantu Jokowi

Pasalnya, Arab Saudi punya kebijakan soal jenazah yang telah dikubur selama beberapa tahun maka kubur itu harus digali kembali.

Tulang belulang jenazah kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya.

Selanjutnya, semua tulang itu dikuburkan di tempat lain demi efisiensi pemakaman.

Baca Juga: 5 Fakta Ajudan Petinggi OPM Menyerah ke TNI, Hidup di Hutan dan Cuma Bisa Makan Akar Pohon

Lubang kubur yang telah dibongkar akan dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya.

Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu, baik pejabat, orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin akan terkena aturan serupa.

Termasuk makam Syekh Nawawi Al-Bantani.

Baca Juga: Polri Selidiki Adanya Dugaan Mantan Anggota Tim Mawar Terlibat dalam Kerusuhan 22 Mei 2019 Layaknya Tahun 1998

Kala itu kubur Syekh Nawawi genap berusia 3 tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota Makkah untuk menggali kuburnya.

Namun hal yang tak lazim justru terjadi, yakni petugas tak menemukan tulang belulang layaknya jenazah.

Yang petugas temukan adalah satu jasad yang masih utuh dan tak kurang satu apapun, tak ada lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti jenazah umumnya.

Baca Juga: Tertinggal Rombongan Keluarga di Rest Area, Seorang Kakek Renta Digendong Anggota Kepolisian

Bahkan kain putih kafan penutup jasad Syekh Nawawi tidak robek dan tidak lapuk sedikit pun.

Sontak kejadian ini mengejutkan para petugas yang sedang membongkar makamnya.

Mereka pun lari berhamburan mendatangi atasannya dan melaporkan apa yang telah dilihatnya.

Baca Juga: Wasekjen Demokrat Usulkan Prabowo Bubarkan Koalisi Partai Pendukung, Jubir BPN: Kalau Mau Keluar Silahkan, Memang Kebelet Jadi Menteri

Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.

Langkah bijak lalu diambil, Pemerintah Arab Saudi melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al-Bantani.

Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala dan hingga sekarang makamnya tetap berada di Ma'la, Makkah.

Baca Juga: Jarang Tersorot Kamera, Wajah Ibu Kandung Najwa Shibab Ternyata Tak Kalah Cantik dari Putrinya

Selain jasad yang masih utuh saat dibongkar, berikut karomah lain yang dimiliki oleh Syekh Nawawi seperti dikutip Gridhot.ID dari Warta Kota.

1. Telunjuk Bersinar dan Dapat Menjadi Lampu Penerang

Pada suatu waktu di sebuah perjalanan syuqduf (rumah-rumahan di punggung unta) Syekh Nawawi pernah mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu.

Baca Juga: Minta Prabowo Bubarkan Koalisi Partai Pendukungnya, Wasekjen Demokrat: Anda yang Mengajak Bergabung, Datang Tampak Muka Pulang Tampak Punggung

Hal tersebut terjadi lantaran tak ada cahaya dalam syuqduf yang ia tumpangi, sementara aspirasi untuk menulis kitab tengah kencang mengisi kepalanya.

Syekh Nawawi kemudian berdoa kepada Allah agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu dan menerangi jari kanan yang akan digunakannya untuk menulis.

Kitab itu kemudian lahir dengan nama Maraqi al-Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah. 

Baca Juga: Tak Kalah dengan Jokowi dan Jan Ethes, Jusuf Kalla Juga Momong Cucu di Sela Liburannya

Namun, jari telunjuk kiri Syekh Nawawi kemudian cacat karena cahaya yang diberikan Allah membawa bekas yang tidak hilang.

2. Melihat Kabah dari Tempat Lain yang Jauh

Karomah lain Syekh Nawawi juga diperlihatkannya di saat ia mengunjungi Masjid Pekojan, Jakarta.

Masjid yang dibangun oleh Sayyid Utsman bin 'Agil bin Yahya al-'Alawi (mufti Betawi keturunan Rasulullah S.A.W) ternyata memiliki kiblat yang salah.

Baca Juga: Demi Hidupi 3 Anaknya, Veronica Tan Tetap Jualan Daging Saat Lebaran

Padahal yang menentukan kiblat bagi masjid itu adalah Sayyid Utsman sendiri.

Saat Syekh Nawawi yang dianggap seorang anak remaja tak dikenal menyalahkan penentuan kiblat, Sayyid Utsman pun sangat terkejut.

Diskusi panjang pun terjadi antara keduanya, Sayyid Utsman tetap berpendirian bahwa kiblat Masjid Pekojan sudah benar.

Baca Juga: Usaha Keras Cinta Laura Semangati Diri Sendiri Usai Skandal Foto Panas Coreng Namanya

Sementara Syekh Nawawi berpendapat arah kiblat Masjid Pejokan haruslah dibetulkan.

Saat kesepakatan tak bisa diraih lantaran masing-masing mempertahankan pendapat, Syekh Nawawi menarik lengan baju Sayyid Utsman agar bisa saling mendekat, kemudian ia berkata:

"Lihatlah Sayyid!, itulah Ka'bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka'bah itu terlihat amat jelas?

Baca Juga: Rekaman Videonya Bersama HS yang Ancam Penggal Kepala Jokowi Tuai Kontroversi, Wanita Berbaju Putih Ini Kini Juga Diburu Polisi

Sementara Kiblat masjid ini agak ke kiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke arah Ka'bah." 

Sayyid Utsman termangu melihat Ka'bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syekh Nawawi terlihat jelas.

Sayyid Utsman merasa takjub dan menyadari jika remaja yang bertubuh kecil di hadapannya itu telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya Nur Basyariyyah.

Baca Juga: Siap Hadapi Kemungkinan Buruk Politik Indonesia Pasca 22 Mei, Jokowi Panggil Dua Mantan Petinggi TNI

Atas karomah yang dimiliki, dimana pun Syekh Nawawi berada Ka'bah akan tetap terlihat.

Dengan penuh hormat Sayyid Utsman langsung memeluk tubuh kecil Syekh Nawawi.

Sampai saat ini di Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser dan tidak sesuai dengan aslinya.

Baca Juga: Diutus Jokowi untuk Temui Prabowo, Luhut : Kita Janjian Mau Ketemu

3. Salat di Dalam Mulut Ular Besar

Suatu hari ketika dalam perjalanan, Syekh Nawawi beristirahat di sebuah tempat untuk adzan kemudian salat.

Setelah Syekh Nawawi adzan ternyata tak ada orang yang datang, akhirnya ia iqomah lalu salat sendirian.

Baca Juga: 'Terimakasih Bapak Jokowi dan Ibu Iriana atas Perhatian dan Kebaikannya Untuk Shakira'

Usai salat Syekh Nawawi kembali melanjutkan perjalanan, tapi ketika menengok ke belakang ternyata ada seekor ular raksasa yang mulutnya sedang menganga.

Akhirnya Syekh Nawawi tersadar jika ia salat di dalam mulut ular yang sangat besar itu.

4. Menghasilkan Karya-karya yang Fenomenal

Karomah Syekh Nawawi yang paling tinggi dapat dirasakan ketika membuka lembar demi lembar Tafsir Munir yang ia karang.

Baca Juga: Sebar Video Hoaks Penyerangan Masjid dan Hina Jokowi, Kasman Terancam Kehilangan Statusnya Sebagai PNS

Kitab Tafsir fenomenal tersebut menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami firman Allah.

Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, Kasyifah al-Saja yang menerangkan syariat.

Ratusan hikmah di dalam kitab Nashaih al-'Ibâd, serta ratusan kitab lainnya akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan Syekh Nawawi Al-Bantani.

(*)