Find Us On Social Media :

Ceritakan Kenangannya Tentang Hari Kemerdekaan Indonesia, Istri Pemimpin Teroris MIT Poso yang Sebentar Lagi Bebas dari Penjara Masih Menolak Mengakui NKRI

Ali Kalora, Pemimpin kelompok teroris di Poso dan Istrinya yang ditangkap polisi

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Masih ingat kejadian terorisme yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah?

Kejadian terorisme tersebut di dalangi oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Sebelumnya kelompok tersebut dipimpin oleh Santoso yang kemudian tewas dieksekusi oleh polisi pada 2016 lalu.

Baca Juga: Ngaku Rencanakan Tur Konser Keliling Indonesia Hingga Luar Negeri, Barbie Kumalasari Justru Salah Sebut Genre Musik Sendiri, Iram Kaka Band Langsung Koreksi

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, MIT dituding menjadi dalang kejahatan di sekitar Poso.

Diketahui MIT pernah membunuh dua orang warga karena korban tidak mau menyerahkan hasil kebunnya.

Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (26/6/2019).

Baca Juga: Salah Satu Tersangka Pemeran Video Vina Garut Terindikasi Kelainan Seksual, Suka Laki-laki dan Juga Perempuan

Meski sudah kehilangan sang pemimpin, MIT justrui kini mengangkat Ali Kalora sebagai ketua anggota tersebut.

Polisi masih kesulitan menangkap Ali Kalora, namun pihaknya berhasil menangkap istri pemimpin jaringan tersebut.

Tini Susanti Kaduku, istri Ali Kalora selaku pemimpin kelompok teroris MIT telah ditangkap pada Oktober 2016 lalu.

Baca Juga: Sehari Berjuang Melawan Maut, Pratu Sirwandi, Anggota TNI Korban Penembakan KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Akhirnya Meninggal Dunia

Tini ditangkap polisi saat sedang hamil besar dan divonis penjara karena terbukti melindugi suaminya.

Wanita tersebut kemudian divonis penjara selama tiga tahun pada Juli 2017.

Dikutip Gridhot dari Surya Malang, Tini diketahui ditahan di Lapas Wanita Kelas II A Malang.

Baca Juga: Kisah Haru Pasukan Paskibra Pembawa Baki di Morowali Utara, Tetap Jalankan Tugas Meski Tahan Sakit Lantaran Sepatu Tertembus Paku Sepanjang 7 Centimeter

Mempunyai status sebagai istri seorang teroris, Tini kemudian ditanya perihal makna kemerdekaan Indonesia.

Tini awalnya mengaku kalau dirinya saat kecil sering merayakan Hari Kemerdekaan Repunblik Indonesia.

"Waktu kecil hanya main-main saja. Tidak merasakan apa-apa saat 17 Agustus, mungkin karena masih kecil," cerita Tini.

Baca Juga: Imam Mustofa, Terduga Teroris yang Bacok Polisi di Polsek Wonokromo Ternyata Dikenal dengan Nama Ali, Tinggal di Kos-kosan dan Jualan Sempol

Namun saat ditanya mengenai makna Hari Kemerdekaan RI baginya, Tini hanya diam.

Tini bahkan enggan menyatakan dirinya masih berdaulat dan mengakui NKRI.

Namun selama di lapas, Tini mengaku sedang tiap kali tanggal 17 Agustus.

Baca Juga: Kesaksian Tetangga Imam Mustofa, Pria Pembacok Polisi Wonokromo Berkedok Jihad, Jadi Tertutup Usai Ikut Pengajian

Pasalnya, teman-temanny mendapat revisi saat hari tersebut.

"Tapi saat 17 Agustus, saya selalu senang melihat teman-teman saya diberi remisi. Saya senang jika melihat mereka senang," ucap Tini.

Namun Tini sendiri belum pernah mendapatkan pengurangan masa tahanan atau remisi selama dipenjara.

Baca Juga: Diduga Teroris, Tas Pelaku yang Serang Petugas di Polsek Wonokromo dengan Celurit Terdapat Kertas Berlogo ISIS

Sebab, dirinya masih menolak untuk mengakui NKRI.

Tini yang akan bebas di bulan Oktober 2019 nanti berencana membuat toko kue setelah keluar dari penjara.

"Saya ingin mempraktekkan ilmu yang saya peroleh di lapas. Saya di sini bikin kue, sudah bisa bikin lima resep. Mohon doanya ya," katanya.

Baca Juga: Ada di Gerbong PT KAI Saat Detik-detik Peringatan Proklamsi 17 Agustus, Band Gigi Ikut Upacara di Atas Kereta, Armand Maulana Beri Kesaksian Pertama dalam Sejarah

Tini kemudian sempat mengaku terkait kondisi suaminya yang kini memimpin kelompok teroris di Poso tersebut.

Tini mengatakan kalau kelompok tersebut sudah semakin melemah.

Selain kehilangan banyak pasukan, amunisi yang dikantongi juga menipis. Apalagi, hanya Ali yang punya keahlian senjata dan mengenyam pendidikan militer dari Santoso.

(*)