"Terus kan ada krismon (krisis moneter) itu, terus sepi order yang kancing suweng (anting-anting)," ujar Suratmo saat ditemui di warung angkringanya, di Prenggan Utara, Kotagede, Kota Yogyakarta, Jumat (27/09/2019), dikutip dari Kompas.com.
Ia kemudian mencoba peruntungan dengan berdagang gorengan di pinggir lapangan Karang, Kotagede, Yogyakarta.
Ia juga pernah menjajal menjadi penjual bubur dan nasi di depan rumahnya, namun usaha tersebut tidaklah cukup untuk menghidupi keluarga.
Hal itu dilakukannya seiring dengan lahirnya anak ketiga. Sementara saat itu, anak pertamanya masih duduk di SMK dan anak kedua SMP.
Pasangan Suratmo dan Wartinah dikarunia tiga anak, anak pertama lahir tahun 1984, anak kedua lahir 1988 dan anak terakhir lahir tahun 2001.
"Anak pertama (lahir tahun) 84, anak kedua 88 anak ketiga itu 2001," ungkapnya, dikutip dari Kompas.com.
Penghasilanya berjualan bubur dan nasi yang tidak menentu membuat Suratmo ikut bekerja sebagai tukang bangunan.