"Kami langsung berhenti berlari dan mengatakan kepada Mem bahwa Fanly sudah pingsan," ucapnya.
Fanly pun segera dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke RSUP Kandou Manado.
Namun sayangnya nyawa korban sudah tak tertolong lagi.
Selanjutnya jasadnya di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.
Hal ini juga telah di konfirmasi oleh ayah korban saat diwawancarai.
Ayah korban juga mendapatkan kabar dari teman anaknya.
"Menurut beberapa temannya, Fanly diberi ganjaran karena terlambat ke sekolah, sehingga disuruh berdiri di panas (di bawah terik sinar matahari)," bebernya.
Joni Lahingide ayah korban awalnya langsung syok mendengar kabar ini.
Padahal sebelum kejadian, ia yang mengantar Fanly ke sekolah.
"Padahal saya baru mengantarnya tadi pagi di sekolah dengan menggunakan sepeda motor," ujar Joni ke awak media saat dijumpai di rumah sakit Bhayangkara Karombasan, Selasa (01/10/2019) tadi.