Find Us On Social Media :

Alami Gonjang-ganjing Lantaran Selir Raja Berontak, Negara Tetangga Indonesia Ini Sekarang Jatuh Miskin, Padahal Dulu Jadi Kekuatan Utama di Asia Tenggara

Ayutthaya

GridHot.ID - Negara Thailand memang dikenal sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Tenggara.

Namun belakangan Thailand malah masuk dalam daftar negara miskin.

Dilansir dari artikel yang tayang di Intisari Online pada 24 Oktober 2019, Thailand juga sedang mengalami gonjang-ganjing di sekitar istana.

Sang raja memecat beberapa pejabat dalam lingkaran dekat istana.

Baca Juga: Tendang Ari Askhara dari Semua Perusahaan Anak Cucu Garuda Indonesia, Dewan Komisaris Seret 4 Direksi Lainnya, Semua Berawal dari Murka

Salah satu yang dipecat adalah selirnya sendiri, karena dianggap ingin mengambil alih posisi permaisuri.

Lalu, bagaimana negara yang dulu kaya raya tersebut kini justru masuk ke dalam jurang kemiskinan?

Mengutip dari msn.com dan goodreturns.in, Thailand mungkin bukan negara yang paling sulit di dunia, tetapi PDB per kapitanya sekitar 6.000 dolar AS, yang angkanya jauh di bawah rata-rata global.

Baca Juga: Sembunyi Di Balik Topi dan Kacamata Hitam, Puteri Novitasari Terbang Menuju Makassar Pakai Uang Sendiri, Tak lagi Punya Kuasa Usai Borok Ari Askhara Dibongkar Habis-habisan

Banyak kemiskinan yang parah terutama di bagian timur laut dan bagian dalam negeri tersebut.

Wisarut Supannafai dari Quora mengatakan bahwa negara tetangga Indonesia itu miskin karena empat alasan utama, yakni sebagai berikut.

1. Korupsi

Baca Juga: Fotonya Bawa Bendera di Tengah Kepungan Gas Air Mata Viral, Jaksa Sebut Lutfi Alfiandi Bukanlah Seorang Pelajar, Dia Pakai Seragam Hanya untuk Mengelabuhi Petugas dan Membuat Onar

Seperti yang diketahui, Thailand terkenal karena korupsi, tidak semua politisi, birokrat pemerintah dan orang-orang pada umumnya.

Mereka merusak "kekuatan dan uang" di mana sistem perbankan berusaha untuk membangun stabilitas nasional.

Sebelumnya, tidak ada sistem yang melacak alokasi uang yang hampir semua pembayaran listrik sedang dalam pengembangan.

Pemerintah memberlakukan beberapa aturan hukum untuk menghukum mereka yang melanggar dan menyebabkan kerusakan pada stabilitas keuangan.

Baca Juga: Kondangan ke Nikahan Citra Kirana dan Rezky Aditya, Nabila Syakieb Lirih Ungkap Kekecewaan: Ini Kan Calon Adik Ipar Nggak Jadi

2. Sumber daya manusia salah urus

Pemerintah sebelumnya tidak beradaptasi dengan perubahan masyarakat di mana ekonomi beragam dan tidak stabil.

Banyak yang memilih untuk pensiun secara dini.

Sementara, yang lainnya memilih untuk terus bekerja tanpa tujuan.

Orang-orang tidak terlatih untuk menangani beban kerja dan berbagai perubahan keadaan.

Mereka tidak suka memperbaiki diri. Mereka lebih suka memuliakan bos untuk mendapatkan promosi.

Baca Juga: Jadi Pendamping Olimpiade Sains, Oknum Guru Honorer Justru Cabuli Muridnya Saat Menginap di Kamar Hotel, Korban Lakukan Hal Ini Saat Dilecehkan Pelaku

3. Infrastruktur dasar

Thailand kekurangan pembangunan infrastruktur dasar yang baik.

Banyak proyek yang rusak dan tidak selesai pada waktunya.

Sekarang, banyak jalan dan bangunan dibangun, dan semua bentuk transportasi telah direnovasi.

Banyak peralatan listrik digunakan untuk memonitor aliran manusia dan modal.

GIZ (Kerjasama Teknis Jerman) misalnya memberikan dukungan teknis dan keuangan untuk memetakan semua moda transportasi umum di Thailand dan wilayah lain di negara ini.

Selain itu, USAID, UNEP, UNDP, dan FAO memberikan dukungan dalam pengembangan di setiap aspek terutama kebijakan dan perencanaan.

Baca Juga: Tertawa-tawa Pamerkan Hunian Mewahnya, Gundik Ari Askhara Tak Mau Disebut Tinggal di Apartemen: Kalau yang Buka Otomatis Gini Residence Ya!

4. Pendidikan dasar yang buruk

 

Di Thailand, hampir semua guru tidak terlatih untuk mengajar mata pelajaran tertentu sehingga  tidak tahu bagaimana menerapkan pengetahuan yang ada ke dalam konteks yang benar.

Ada beberapa kesenjangan antara guru, siswa, dan masyarakat.

Rendall Koh dari Quora yang bekerja di perusahaan Jepang juga ikut memberikan komentarnya.

Rendall mengatakan Thailand tidak benar-benar miskin tetapi distribusi kekayaan memanglah tidak seimbang.

"Inflasi juga merupakan masalah. Keadaan semakin mahal tetapi gaji tidak naik. Anda juga akan melihat sekelompok orang yang berpendidikan sangat rendah yang mungkin tidak dapat memperoleh pekerjaan sama sekali," katanya. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Selir Rajanya Berontak, Negara Tetangga Indonesia yang Dulu Kaya Raya Ini Kini Masuk Daftar Negara Miskin, Kok Bisa?"

(*)