Hal ini justru dianggap membahayakan bagi pasien penderita stoke.
Dokter Terawan pun dinilai tidak layak untuk memimpin kebijakan kesehatan di Indonesia.
“Kami benar-benar perlu melindungi pasien kami dan seluruh masyarakat,” kata Irawan Satriotomo, ahli saraf Indonesia yang bekerja di University of Florida.
Rincian tentang IAHF pun agak samar, tetapi merupakan variasi pada prosedur diagnostik yang disebut digital subtraction angiography (DSA), yang digunakan untuk membuat pembuluh darah di otak terlihat.
Dalam DSA, kateter dimasukkan ke dalam kaki pasien dan melewati pembuluh darah otak, dan pewarna kontras disuntikkan yang dapat dibuat terlihat menggunakan pencitraan x-ray.
Sedikit heparin, antikoagulan, disuntikkan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah pada kateter.
Dokter Terawan dikenal sebagai ahli Radiologi yang berhasil mengubah alat diagnostik ini menjadi pengobatan dengan menerapkan heparin tambahan untuk menghilangkan gumpalan darah yang mungkin terbentuk selama stroke.