Dia mengembangkan terapi sementara di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto dan dilaporkan telah menggunakannya pada ribuan pasien sejak 2012
Prosedur ini dilakukan untuk mencegah dan mengobati stroke.
Di antara pasiennya ada beberapa pengusaha, pemimpin militer, dan politisi terkemuka, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Itu bisa diterapkan, mengapa tidak?" Katanya di sebuah seminar di Denpasar, Indonesia, pada akhir Desember 2019, menurut media berita lokal .
“Yang kita butuhkan sekarang adalah kemauan. Jika kami memiliki kemauan yang kuat, maka kami dapat menemukan dana, ” tambahnya.
Namun, berdasarkan tinjauan pada tahun 2016, lima ahli syaraf Infonesia menyimpulkan tidak ada bukti bahwa prosedur ini efektif dan mengatakan tidak sesuai dengan standar perawatan stroke yang diterima secara internasional dari American Heart Association dan American Stroke Association.
Mereka menunjukkan bahwa prosedur ini memiliki risiko kecil komplikasi neurologis dan nonneurologis, dan risiko kematian 0,05% hingga 0,08%.