Find Us On Social Media :

Hutang Besar KSAD Andika Perkasa pada Prabowo Subianto, Tidak Akan Lunas Jika Tak Dibalas Budi, Ada Campur Tangan Sang Menteri dalam Kariernya di TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Menhan Prabowo Subianto

Gridhot.ID - Prabowo Subianto menjadi salah satu sosok yang paling disorot publik.

Bagaimana tidak, Prabowo kini duduk di kusri Menteri Pertahanan setelah menjadi rival Joko Widodo di Pilpres 2019.

Prabowo resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menhan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Baca Juga: Seret Nama Prabowo Subianto, Kerajaan King of The King di Banten Ngaku Tugaskan Menhan Beli 3000 Jet Tempur Buatan Eropa, Klaim Warisi Aset Soekarno Hingga Bagikan Uang Rp 3 Miliar untuk Warga Indonesia

Anton Aliabbas mengungkap sejumlah keunggulan dan kekurangan Prabowo di bidang militer, berdasarkan rekam jejaknya selama menjadi militer aktif.

Pengamat pertahanan dari Universitas Paramadina dan dosen Paramadina Graduate School of Diplomacy itu menilai, Prabowo memiliki visi dan mimpi strategis dalam memajukan militer.

Anton mencontohkan, saat menjabat sebagai Danjen Kopassus pada 1 Desember 1995 sampai 20 Mei 1998, Prabowo membangun kapabilitas pasukan elite tersebut dengan baik.

Baca Juga: Minta Wiranto dan Tito Karnavian Dihadirkan dalam Persidangan, Kivlan Zein Ngaku Jadi Target Pembunuhan, Sebut Anggota Densus 88 yang Bunuh Pengawal Prabowo Subianto Tewas di Pemakaman Depok

Sehingga, bisa menjadi satu di antara pasukan khusus terbaik di dunia.

"Kualitas dan kuantitas latihan yang didukung dengan persenjataan memadai adalah dua indikator yang mendukung argumen itu," kata Anton saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (23/10/2019).

Menurutnya, Prabowo juga punya pemikiran bahwa prajurit TNI harus mempunyai smart power yang mampu menjawab tantangan dalam 10-15 tahun mendatang.

Sehingga, kala itu Prabowo mendorong dan memfasilitasi adanya pengiriman 35 perwira terpilih, mulai dari pangkat Letnan Satu hingga Letnan Kolonel, untuk studi ke luar negeri.

Baca Juga: Temui Menhan Prancis di Tengah Konflik Natuna, Prabowo Subianto Bahas Alutsista dan Industri Pertahanan, Senjata Khas Jawa Tengah Ini Selalu Jadi Kenang-kenangan

Ia mengatakan, di antara 20 perwira yang dikirim ke Inggris dan 15 perwira ke Amerika Serikat, salah satunya disebut-sebut adalah Jenderal Andika Perkasa.

Diketahui sosok KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa kini tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, Andika Perkasa berani menindak tegas prajurit TNI yang istrinya nekat nyinyir soal kasus penusukan Wiranto.

 Baca Juga: Prabowo Subianto Bikin Gerah Susi Pudjiastuti, Lembeknya Sikap Sang Menhan Munculkan Sentilan dari Mantan Menteri: Bedakan Pencuri Ikan dengan Persahabatan

Menurut Anton, seleksi perwira ini dilakukan cukup ketat, seperti harus menjalani Tes Potensi Akademik, Tes IQ, dan pemahaman bahasa asing (IELTS).

Program ini tidak eksklusif hanya untuk Kopassus, tetapi juga mencakup satuan lain di dalam tubuh TNI AD.

Pemahaman tentang prajurit untuk memiliki pendidikan berkualitas terkait sektor keamanan dan politik internasional adalah penting.

Baca Juga: Polemik di Perairan Indonesia dengan China Kian Membara, Begini Komentar Bupati Natuna Soal Kebijakan Menteri Kelautan Edhy Prabowo Dalam Hadapi Kapal Asing, Lebih Kendor Dibanding Susi Pudjiastuti?

Karena keberadaan military scholar atau sosok komandan yang memiliki bekal pendidikan militer dan umum yang mumpuni, dapat berkontribusi dalam proses transformasi militer.

"Walaupun, kepemilikan pendidikan umum, apalagi berkualitas, ini terkadang kurang mendapat perhatian besar dalam proses promosi jabatan dalam militer," tutur Anton.

Di sisi lain, Anton menilai adanya dugaan keterlibatan Prabowo dalam kasus pelanggaran HAM berat yang berujung pada pemberhentian dari dinas kemiliteran, merupakan kekurangannya.

Baca Juga: Prabowo Siap Bikin Amerika Tarik Nafas Panjang, Sukhoi Rusia yang Akan Segera Diboyongnya Punya 14 Cantelan Senjata, Jika Salah Perhitungan, Negeri Paman Sam Bisa Berada dalam Masalah Besar

"Ini jelas menjadi catatan negatif utama dari sosok Prabowo," ucap Anton.

Pasalnya, Prabowo dinyatakan bersalah telah melanggar HAM ketika pecah peristiwa kerusuhan pada 1998 lalu.

Ketua Umum Partai Gerindra itu pun kemudian diberhentikan sebagai Pangkostrad.

Baca Juga: Ada di Samping Prabowo Saat Bahas Kekuatan Militer di Rusia, Sosok Mantan Jendral TNI Ini Bikin Netizen Penasaran, Bukan Orang Sembarangan, Pernah Buat Mossad Israel Turunkan Senjata di Depan Perdana Menterinya

Terobosan yang dilakukan Prabowo dalam memajukan militer menggunakan dana non-APBN (memfasilitasi pengiriman 35 perwira studi ke luar negeri dengan dana pribadi), juga menjadi catatan tersendiri.

"Terlebih, penggunaan dana non-APBN memang tidak dibenarkan oleh Pasal 44 UU No 20/1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia," urai Anton.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Sekarang Jadi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto Ternyata Pernah Sekolahkan 35 Perwira ke Luar Negeri Pakai Duit Pribadi."

(*)