Find Us On Social Media :

Kini Menyandang Gelar Gusti Kanjeng Ratu Keraton Yogyakarta, GKR Hemas Blak-blakan Soal Perjalanan Hidupnya, Hobi Berkelahi hingga Pernah 'Dibuang' dari Rumah

GKR Hemas.

Karena selama di Jakarta orangtua saya tinggal di kawasan Kebayoran Baru (Jalan Limau. Red) dan kemudian pindali ke kawasan Cipete, di dua daerah itu pulalah sebagian kepribadian saya terbentuk oleh lingkungan.

Bapak saya menjadi tentara sejak perang melawan Belanda. Dalam suasana itu, Bapak dan Ibu acap berpindah kota.

Maka kakak saya yang pertama lahir di Malang. Dan yang kedua lahir di Wates (daerah sebelah barat Yogyakarta, Red).

Baca Juga: Pasien Harus Keluarkan Kocek hingga Rp 10 Juta Sekali Berobat, Pemprov Jatim Imbau Masyarakat Cari Layanan Kesehatan Gratis: Pengobatan Ningsih Tinampi Tak Penuhi Kode Etik!

Ketika keadaan sudah mulai tenang, masa di sekitar kemerdekaan, Bapak pindah ke Jakarta. Di situlah saya lahir, pada Jumat Pon.

Mungkin Bapak dan Ibu senang, karena bayi yang ketiga ini perempuan. Weton (sistem hari penanggalan Jawa, Red) saya kebetulan sama dengan Bapak.

Karena itu, berdasarkan adat, saya untuk sejenak "dibuang". Ini adalah upacara yang cukup sederhana, di mana saya untuk sesaat tidak tinggal di rumah, tapi "dibuang" dan dipungut oleh orang lain.

Baca Juga: Namanya Tertera Jelas di Kuitansi Pemesanan Kamar, Muncikari PSK asal Sukabumi yang Digerebek Andre Rosiade Tuturkan Sosok Pemesannya, Ngaku Tak Kenal Identitasnya

Namun sebentar kemudian saya sudah dikembalikan lagi kepada orangtua. Pokoknya syarat sudah dilaksanakan, sesuai adat.