Find Us On Social Media :

Kini Menyandang Gelar Gusti Kanjeng Ratu Keraton Yogyakarta, GKR Hemas Blak-blakan Soal Perjalanan Hidupnya, Hobi Berkelahi hingga Pernah 'Dibuang' dari Rumah

GKR Hemas.

Bocah nakal

Sekolah Dasar saya di Tarakanita. Demikian pula SMP, di sekolah yang sama. Sekolah tersebut terkenal dengan disiplinnya yang tinggi.

SMA pun saya melanjutkan di sekolah tersebut, tapi hanya sampai kelas 1. Kemudian saya meneruskan ke sekolah lain.

Boleh saya kemukakan, masa itu saya tergolong anak yang tidak bisa diam. Mungkin tepat saya disebut bandel. Dalam arti, nakal, senang main.

Baca Juga: Siagakan Jajarannya hingga Siapkan Pompa Penyedot Genangan, Anies Baswedan Klaim Siap Hadapi Banjir, 99 RW di Wilayah Jakarta Masih Terendam Air

Juga, tidak terlalu pintar di sekolah. Buktinya, SMA, saya tidak naik ke kelas 2. Itu sebabnya saya pindah dari Tarakanita.

Dan, betapa badungnya saya, dalam setahun, saya pindah sekolah tiga kali. Pernah di SMA 11, SMA 6, dan SMA 24.

Oh, akhirnya saya bisa juga lulus dari SMA. Kemudian saya melanjutkan ke Universitas Trisakti, jurusan Arsitektur Pertamanan. Kalau tidak salah tahun 1971, atau 1972.

Baca Juga: Putrinya Diduga Alami KDRT hingga Ancaman Pembunuhan, Sang Ibu Bawa Aparat Jemput Paksa Istri dari Kakak Chelsea Olivia, Miki: Udah Mama Pulang Aja!

Sultan datang sendiri

Pada saat saya kuliah itu datang lamaran dari Bendoro Raden Mas Herjuno Darpito. Waktu itu ia adalah seorang pangeran dari Keraton Yogyakarta, putra tertua Sultan Hamengku Buwono IX.

Tapi, wah, saya masih ingin sekolah. Untunglah, di Keraton Yogyakarta tidak bisa sembarang saat melangsungkan pernikahan.