Untuk unsur operasi, kata Yudo, didukung personel Lantamal IV, Lanal Batam, Bakamla, Guskamla, serta dari Korem 033/WP dan Polda. Untuk Kogabwilhan I sendiri sudah melakukan operasi di Selat Singapura dan Selat Malaka yang dipimpin langsung oleh Panglima Koarmada 1.
"Saat ini perairan Kepri sudah warning, makanya pengawasan dan operasi terus dilakukan, karena musuh yang dilawan merupakan musuh yang tidak terlihat dengan kasatmata," jelasnya.
Yudo mengaku, Kepri harus waspada karena pintu keluar masuk Singapura dan Malaysia lebih banyak di Batam, banyak transportasi melalui kapal laut, kapal kecil, hingga kapal besar.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pelabuhan-pelabuhan tikus juga banyak, hal ini yang dikhawatirkan akan menjadi sumber masuknya virus tersebut.
"Setidaknya dengan disiagakannya 5 KRI di perairan perbatasan antara Indonesia dengan Singapura dan Indonesia dengan Malaysia, kami berusaha upaya pencegahan masuknya virus ini dari negara luar yang sudah terjangkit bisa diminimalisir," pungkasnya.
Sebelumnya, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, dijadikan tempat karantina 285 orang yang pulang dari Wuhan, China.