Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Seorang pemuda di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, nekat membakar rumah orang tuanya, Kamis (2/4/2020) petang.
Akibatnya, rumah semi permanen yang ia tinggali bersama orang tuanya di Kampung Panagan, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, itu ludes dilalap api.
Melansir Kompas.com, Paur Humas Polres Cianjur, Ipda Ade Novi mengatakan, pelaku inisial M (27), membakar rumah orangtuanya sendiri karena kesal tak kunjung diberikan sejumlah uang.
“Tidak ada korban jiwa, namun orangtua pelaku atau korban kehilangan tempat tinggalnya. Kerugian materil sekira puluhan juta rupiah,” kata Ade Novi kepada Kompas.com via telepon seluler, Jumat (3/4/2020).
Disebutkan, kondisi rumah yang terbuat dari kayu dan bambu mengakibatkan api cepat membesar, dan rumah buruh harian lepas itu nyaris rata dengan tanah.
“Para penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri saat kejadian berlangsung,” ujar dia.
Dikatakan Ade Novi, pelaku membakar rumah orang tuanya menggunakan dua karung kapas randu yang dibakar dengan korek api gas.
“Pelaku sudah diamankan di polsek setempat, dan sedang diperiksa intensif terkait motif perbuatannya,” ucapnya.
Dilansir Gridhot dari TribunJabar.ID, rumah tersebut dibakar karena pelaku, M (27) merasa kesal lantaran tidak dibelikan motor.
M yang merasa dibohongi sang ayah, A (72), naik pitam dan melakukan tindakan berbahaya tersebut pada Kamis (2/4/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.
Kapolsek Cibeber AKP Joni Willem mengatakan, pembakaran rumah tersebut dilakukan oleh M (27) yang merupakan anak kandung dari A (72).
"Pelaku merasa kesal dibohongi oleh orang tuanya yang menjanjikan akan diberikan sejumlah uang," kata Kapolsek, Jumat (3/4/2020), di Cianjur.
"Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun orang tuanya mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta," kata Kapolsek.
Para tetangga mendengar anak yang hampir berusia 30 tahun itu ingin membeli motor.
Namun, Kepala Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, H Saefuddin, Jumat (3/4/2020) mengatakan bahwa kondisi M diduga tidak stabil.
"Latar belakang pendidikan juga tak ada, ia putus sekolah dan langsung ikut bekerja menjadi buruh," ujar Saefuddin.
Ia mendengar dari warga bahwa kekesalan sang remaja tersebut dipicu oleh keinginan mendapat uang untuk membeli motor.
"Iya, saya mendengar seperti itu, tapi kalau melihat latar belakang pendidikan dan emosi yang tak stabil bisa juga," katanya.
Saefuddin juga mengatakan bahwa pada saat kejadian pembakaran, A sedang tidak ada di rumah.
Kepala Desa Sukaraharja mengatakan, ia akan menjemput A di persembunyiannya di Campaka dan sementara akan disuruh tinggal dengan kerabatnya.
"Di kampung ini ada adiknya, sementara akan disuruh tinggal di sana," kata Saefuddin.
Ia mengatakan, sebelum membakar rumah orang tuanya, M (27), sempat mengancam akan membunuh A (70), ayahnya sendiri.
A sempat kabur ke daerah Kecamatan Campaka karena takut dibunuh anaknya itu.
"Jadi saat rumahnya dibakar, A sedang tidak berada di rumah, ia kabur ke daerah Kecamatan Campaka karena diancam akan dibunuh," ujar Saefuddin yang akrab disapa H Abo melalui sambungan telepon, Jumat (3/4/2020).
Kini penderitaan A semakin bertambah setelah rumah yang ditinggalinya dibakar.
Selama ini, A hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Ia terlahir dalam keadaan buta dan kini usianya renta.
Ia tinggal di rumah panggung yang kini terbakar.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia bekerja sebagai buruh tani.
Terbakarnya rumah A sangat disayangkan oleh para tetangganya.
Mereka cukup prihatin dengan keadaan A yang tak bisa melihat ditambah penderitaannya saat ini karena rumahnya dibakar.
Kini pelaku sudah diamankan Polsek Cibeber untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Bahkan, M tidak memberikan perlawan ketika dijemput beberapa petugas.
Baca Juga: 'Aku Hanya Mengalami Beratnya Anak Laki-laki Ditinggal Ibu'
Penangkapan M dilakukan agar tak mengganggu kondusivitas warga kampung.
(*)