Find Us On Social Media :

Frustasi Tak Punya Uang di Tengah Pandemi, Pemuda di Batam Lakukan Percobaan Bunuh Diri Karena Kelaparan, Nyawanya Masih Selamat Usai Tusuk Dada Pakai Pecahan Kaca

Ilustrasi penusukan 

Gridhot.ID - Karena kalut akibat kelaparan dan tak punya uang, seorang warga di Batam melakukan percobaan bunuh diri.

Beruntung aksinya tersebut ketahuan, dan warga Sekupang ini berhasil diselamatkan.

Ketua RT 03, RW 15, kelurahan Patam Lestari, Sekupang, Batam, Didi mengatakan, warganya yang hampir bunuh diri akibat kondisi ekonomi yang sudah makin terpuruk selama covid-19.

Baca Juga: Dipasrahi Calon Suami Uang Rp 500 Juta untuk Resepsi Nikahan, Wanita Ini Malah Menggunakannya Untuk Foya-foya, Ludes Buat Beli Handphone dan Nginap di Hotel Berbintang

Sebagaimana diketahui, belakangan ini cukup banyak orang yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk di Batam.

Banyak yang kena imbas PHK, dirumahkan, dikurangi jam kerja hingga tak ada lagi penghasilan.

“Ada yang sampai hampir bunuh diri kemarin,"

Baca Juga: Terlalu Diremehkan Pejabat Medis Tiongkok, Peneliti Dapati Virus Corona Sudah Bermutasi Jadi 30 Variasi, Amerika Lumpuh Karena SARS-Cov-2 Bertransformasi

"Kemarin datang ke rumah, datang bilang 'sudah tidak makan', lalu saya berikan Rp 50 ribu,” ujarnya kepada TRIBUNBATAM.id, Kamis (23/4/2020).

Keesokan harinya, Didi mengaku orang tersebut justru merasa putus asa lalu memecahkan kaca di rumahnya dan pecahan kaca ditancapkan ke dadanya.

Menyaksikan hal itu, keluarganya pun berteriak hingga warga datang.

Kisah itu merupakan satu di antara kisah pilu korban pandemi covid-19 yang mulai mengalami kesulitan mendapatkan uang.

Sehingga, bantuan sembako gratis dari pemerintah maupun relawan menjadi harapan satu-satunya mereka bertahan sambil menunggu wabah mereda.

Baca Juga: Padahal Sudah Lama Bekerja Jadi Tenaga Kesehatan, Artis Cantik Ini Dibuat Kaget Gara-gara Anaknya Takut Lihat Dirinya Pakai Jas Putih: Ibun kan Dokter Mas!

Sayangnya, kata Didi, kadang kalangan yang masih mampu pun mendadak merasa layak mendapatkan sembako, sehingga membuat warga yang layak mendapatkan pun bisa jadi tak kebagian.

"Kadang kalau pembagian sembako begini susah jelaskan kepada warga, semua mengaku layak dapat sembako," katanya.

Sementara itu, Sunaryo, Ketua RT 01 RW 13, Kelurahan Patam Lestari Sekupang mengatakan, pembagian sembako gratis dari pemerintah yang dibagikan melalui ketua Rukun Tetangga (RT) justru membuat Pak RT mengaku pusing.

Baca Juga: Tindak Lanjuti Larangan Mudik Presiden, Jateng Perketat Aturan untuk Pemudik, Kendaraan yang Tak Dilengkapi Surat Gugus Tugas Covid-19 Diminta Putar Balik

"Gimana tidak pusing, sembako yang didapat tidak sesuai jumlah KK yang tinggal di satu RT," kata seorang ketua RT 01 RW 13 keluarahan Patam Lestari, Sekupang, Sunaryo, Kamis (23/4/2020).

Bahkan, Sunaryo mengaku hampir diserbu warganya.

"Kemarin saya hampir diserbu warga sesaat setelah membawa sembako, agar mereka mendapat sembako duluan, sebagian di antara mereka sudah nunggu," kata Aryo sapaan akrab pak RT itu.

Bukan tanpa alasan, warga yang tinggal di RT 01 RW 13 dominan tinggal di ruli.

Aryo mengungkapkan, di RT yang dia pimpin ada 95 KK.

Baca Juga: Asyik Sarapan Satu Hari Sebelum Ramadhan, Mantan Menantu Soeharto Ini Tiba-tiba Paksa Ajudannya Pulang Jenguk Kedua Orang Tua, Prabowo Subianto: Tengok Orang Tuamu, Ini Perintah!

Namun yang mendapat sembako 43 KK.

Akhirnya warga pun komplain dan mengatakan saya tidak dapat tapi si anu dapat, dan mereka mengaku layak untuk mendapatkan sembako.

“Hampir 90 persen warga saya tinggal di Ruli, makanya mereka komplain dan merasa layak mendapatkan sembako,” ucapnya.

Baca Juga: Wabah Belum Terlihat Akhirnya, PBB Sudah Beri Peringatan Pada Dunia, Singgung Alkitab, Ini Bencana Besar yang Bakal Dihadapi Setelah Corona

"Beberapa warga saya datang ke rumah menanyakan kenapa ia tidak mendapat sembako, sementara tetangga sebelah yang tinggal di komplek perumahan RW sebelah dapat."

“Lalu saya bilang apa kepada mereka?” kata Aryo.

Dia mengatakan, sesuai aturan, hanya yang sudah terdata yang akan mendapat, jumlah sembako juga terbatas di tiap RT.

"Mendengar itu mereka malah marah kepada saya," katanya.

Dia mengusulkan, seharusnya pembagian sembako tidak dilihat per RT, karena akan ada kecemburuan jadinya.

Baca Juga: Endus Ketidak Jujuran China Soal Asal Muasal Corona, Jerman Tuntut Tiongkok Bayar Ganti Rugi Atas Wabah Covid-19 yang Lumpuhkan Dunia

Aryo mencontohkan, dii RW 13 hampir 600 KK namun yang dapat sembako sebanyak 172.

Pembagiannya ini pun hampir pukul rata tiap RT ada 43 hingga 45 paket.

"Sementara warga RT saya dengan RT sebelah berbeda kelas ekonomi, RT sebelah tinggal di kompleks perumahan."

Baca Juga: Mayat Terbungkus Plastik Bergeletakan di Jalanan, Negara Ini Mengakui Dirinya Telah Gagal Atasi Krisis Kesehatan, 6700 Nyawa Hilang dalam Waktu 2 Minggu, Ternyata Bukan Corona Penyebab Utamanya

"Lah, warga saya 90 persen tinggal di ruli yang kondisi ekonominya bisa dikatakan menengah ke bawah,” ujarnya.

Dia mengaku bingung harus bagaimana apalagi ada warga yang bilang dia pilih kasih.

"Dibilang ketua RT tidak adil, sementara kita sudah sampaikan kondisi ini ke kelurahan."

"Kan melalui pendataan lalu diajukan, walau memang ada pengumpulan KK namun tidak semuanya dapat sembako,” katanya.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunBatam dengan judul "NGAKU Kelaparan Tapi Tak Punya Uang, Seorang Warga Batam Nekat Tusuk Dada Pakai Pecahan Kaca"