Find Us On Social Media :

Belum Usai Derita Gara-gara Corona, Kutu Mutan Penghisap Darah Kini Jadi Tantangan, Teror Warga Hingga Bisa Sebabkan Otak Alami Kerusakan

Ilustrasi Kutu

Ensefalitis dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Baca Juga: Keasikan Jadi Tangan Kanan Jokowi, Prabowo Subianto Sudah Tak Lagi Dapat Dukungan Maju Capres 2024, PKS dan Alumni 212 Sepakat Sang Menteri Sudah Selesai: Cukuplah

Sementara dilansir dari Mayo Clinic, penyakit Lyme ditularkan melalui kutu berkaki hitam yang terinfeksi, umumnya dikenal sebagai kutu rusa.

Umumnya, gejala penyakit Lyme ini akan terasa setelah 30 hari seseorang mengalami gigitan kutu.

Gejala yang dialami seperti ruam merah, ruam kulit yang membelah dan menyebar luas, nyeri sendi, gangguan neurologis (saraf), bahkan gangguan jantung.

Baca Juga: Waspada Hadapi Ancaman AS, Korea Utara Klaim Terus Bangun Pasukan Militer Untuk Balas Serangan, Menlu Korut: Mereka Harusnya Tetap Diam Jika Ingin Pemilihan Presiden AS Mendatang Berjalan Lancar

Terlepas dari itu, ada sekitar 17.242 orang telah digigit kutu, di antaranya 4.334 anak-anak, dengan 36% dikatakan memiliki penyakit Lyme.

Para ahli mengatakan bahwa musim dingin yang ringan dipandang sebagai alasan utama kenaikan angka kutu.

Artikel ini telah tayang di Gridhealth dengan judul Belum Kelar Serangan Virus Corona, Rusia Kini Diserang Kutu Mutan Penghisap Darah Penyebab Kerusakan Otak Permanen.

(*)