Find Us On Social Media :

Aegis Ashore, Rudal Balistik Jepang yang Akan Digunakan untuk Hancurkan Tiongkok di Laut China Timur, Sudah Dipersiapkan Matang-matang, Tinggal Nunggu Waktu untuk Diluncurkan, Kapan?

Berkilah dengan Alasan Biaya, Terungkap Jepang Hentikan Sistem Pertahanan Rudal karena Sadar Justru Negara Inilah yang Perlu Mendirikan Sistem Senilai Rp24 Triliun Tersebut di Jepang

GridHot.ID - Ulah Tiongkok yang semena-mena di lautan, rupanya juga menyenggol Jepang.

Tak tanggung-tanggung, kali ini wilayah Jepang jadi sasaran untuk direbut oleh China beberapa waktu ini.

Kepulauan tak berpenghuni yang diberi nama Senkaku dan Diaoyus memang menjadi sengketa sejak lama oleh kedua negara tersebut.

Meski Jepang telah mengelola kepulauan Senkaku sejak 1972, tapi kini China mulai bergerak dengan melabuhkan 4 kapalnya di gugusan pulau tersebut.

Baca Juga: Mengudara di Atas Kepulauan Jepang hingga Masuki Zona Pertahanan Taiwan,Pesawat Pengebom China Bawa Pesan Tersembunyi Untuk Amerika, Akankah Perang Dunia III Terjadi Sekarang?

Dikutip Gridhot.ID dari Sosok, ketegangan di pulau yang berjarak sekitar 1.900 kilometer dari Tokyo, Jepang itu kini semakin panas setelah beberapa tahun bersitegang.

Kedua negara besar di Benua Asia ini pun kini dalam situasi sama kuat untuk merebutkan kepulauan tersebut.

Bahkan konflik di kepulauan Senkaku atau Diaoyus itu kini dapat memicu ketegangan lebih besar dengan melibatkan militer Amerika Serikat (AS).

Hal itu tak lain karena antara Jepang dan AS memiliki perjanjian bersama mengenai pertahanan negara.

Baca Juga: Dibanderol Seharga Rp 574 Ribu per Buah, Inilah 'Masker Pintar' Buatan Jepang untuk sambut New Normal, Bisa Terjemahkan Bahasa Asing hingga Telepon

Salah satunya adalah jika wilayah Jepang diserang oleh kekuatan asing, maka AS tak akan tinggal diam.

Posisi Jepang dalam mempertahankan kedaulatan Laut China Timur kian terancam oleh aktivitas agresif China.

Menghadapi ancaman yang kian membesar setiap harinya, Jepang berniat untuk luncurkan rudal balistik demi mempertahankan perairan tersebut.

Namun, mengutip dari Reuters tiba-tiba Jepang membatalkan peluncuran rudal balistik tersebut.

Aegis Ashore adalah sistem pertahanan rudal balistik yang direncanakan Jepang mempertahankan kepulauan tak dihuni di Laut China Timur sepanjang 3000 kilometer.

Rupanya, beberapa pembuat kebijakan Jepang ingin Jepang benar-benar capai kemampuan untuk menyerang misil musuh sebelum Aegis Ashore diluncurkan.

Baca Juga: Intel Jepang Sampai Kaget Temukan Adanya Gerakan Aneh di Korea Utara, Kim Jong Un Diduga Ambruk Gara-gara Terinfeksi Corona, Tak Pernah Muncul Rapat Sampai Dikira Meninggal untuk yang Kedua Kalinya

Dikutip dari Intisari, Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono membuat keputusan mengejutkan yaitu menunda peluncuran Aegis Ashore yang dijadwalkan pada 2025 mendatang.

Dikatakan bahwa, roket peluncur yang digunakan untuk mempercepat misil pencegah SM-3 Block IIA dapat jatuh di sebelah utara Prefektur Akita dan sebelah selatan Prefektur Yamaguchi.

Masalah itu tentunya mengancam rakyat yang hidup di wilayah tersebut.

Namun menurut pakar militer, masalah itu sudah diketahui Jepang semenjak mereka memilih rudal Aegis Ashore 2018 silam.

Baca Juga: Jauh Sebelum dengan Atta Halilintar, Aurel Pernah Diam-diam Pacari Pilot, Krisdayanti Langsung Wanti-wanti Putri Anang Hermansyah: Habis Pulang Liburan Langsung Saya Terawang!

Pencegah dikembangkan untuk digunakan di laut, tempat puing-puing rudal dapat jatuh tanpa mencederai siapapun.

Menyebutkan kepada Reuters, Yoji Koda, mantan laksamana Pasukan Pertahanan Maritim yang memimpin kapal Angkatan Laut Jepang dari 2007 sampai 2008 menyampaikan: "dari awal, cerita pemerintah Jepang sangatlah tidak mungkin.

"Aku dulunya penembak rudal, aku tahu betapa sulitnya mengontrol jatuhnya peluncur yang telah terbakar."

Selain masalah puing-puing rudal, keputusan Kono juga dipengaruhi oleh biaya dari proyek Aegis Ashore.

Kontrak Aegis Ashore Jepang bernilai 1.7 milyar dolar Amerika, dan lebih dari 100 juta dolar sudah dihabiskan.

Selama 30 tahun kementerian pertahanan mengestimasi pendanaan mereka sekitar 4 milyar dolar Amerika.

Baca Juga: Masih Gesit dan Lincah Berjoget, Begini Penampilan Janda Soekarno, Ratna Sari Dewi di Pesta Ulang Tahunnya, Netizen: Gokil 80 Tahun!

 

Dana itu tidak termasuk pengujian misil, yang disebutkan tahun lalu menghabiskan dana setidaknya 500 juta dolar Amerika.

Untuk sekarang, Jepang akan bergantung pada penghancur dengan radar Aegis tua mereka.

Radar itu akan memandu peluncur SM-3 yang kurang kuat.

Meski kurang kuat, peluncur itu bisa menembak misil musuh di udara dan dapat ditingkatkan untuk mampu menangkis ancaman lain.

Baca Juga: Diam-diam Saudara Tua Indonesia Ternyata Lebih Terlilit Utang, Jepang Tembus Rp 170.800 Triliun, Padahal Tanah Air Cuma Rp 5000 Triliun, Kok Bisa?

Jepang juga memiliki baterai misil PAC-3 Patriot.

Alat ini dapat menembak hulu ledak yang terjun detik-detik terakhir sebelum meledak.

PAC-3 Patriot sedang ditingkatkan jangkauan dan akurasinya oleh Jepang, sedangkan tahun depan Jepang berencana memiliki delapan penghancur Aegis.

Masalah sebenarnya bagi Jepang adalah ketiadaan penerus militer mereka.

Kapal dengan kru sekitar 300 pelaut, membuat angkatan laut kelelahan berjuang menemukan rekrutan baru.

"Memiliki dua atau tiga kapal Aegis di Laut Jepang adalah pembuangan aset.

Baca Juga: Makin Semena-mena Mentang-mentang Punya 2.200 Rudal Balistik Mematikan, China Bisa Dibungkam Seketika Jika Perjanjian Ini Ditandatangani, Dijamin Langsung Gagal Intimidasi Taiwan

"Justru, kurasa memiliki Aegis Ashore adalah pilihan bagus," ujar Noboru Yamaguchi, penasihat Badan Perdamaian Sasakawa yang juga mantan jenderal Pasukan Pertahanan Darat.

Jepang dapat menambah lapisan pertahanan mereka, seperti dengan misil Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dari Amerika.

Keunggulan misil ini yaitu membidik hulu ledak dengan kemampuan di antara Patriot dan SM-3s.

Peluncur mereka yang bisa berpindah-pindah lebih mudah dikendalikan daripada Aegis yang hanya bisa berada di satu tempat.

Baca Juga: Negaranya Terkenal Sangat Maju dan Tentram, Jepang Nyatanya Simpan Dunia Gelap yang Memilukan, Ribuan Bocah Laki-laki Rela Jadi Pemuas Pria Hidung Belang Demi Uang Makan

Namun, misil yang terlalu banyak bisa sebabkan protes dari residen Jepang, karena baterai beberapa misil yang menggunakan radar yang kuat akan diperlukan untuk melindungi kota-kota besar Jepang.(*)