Gridhot.ID - Kasus 'Gilang Bungkus' kini sedang ramai diberitakan.
Pria pengidap gangguan fetish ini telah memakan banyak korban untuk dimanfaatkannya sebagai pemuas hasrat seksnya.
Salah satu korban Gilang, pria yang viral di media sosial angkat bicara.
Korban mengaku pernah menginap bersama Gilang di indekosnya 5 tahun silam.
Gilang viral di media sosial Twitter setelah cuitan akun seorang pria mengungkap ceritanya.
Dalam cuitan itu pria yang mengaku korban mengatakan awalnya berkenalan dengan Gilang lewat media sosial.
Awalnya ia diajak mengikuti penelitian untuk membantu pelaku dalam rangka menyelesaikan skripsinya.
Akan tetapi lama kelamaan korban menemukan ada yang aneh, sehingga merasa harus mengungkapnya ke publik.
Dia menyertakan narasi berikut pada awal thread-nya:
Predator " Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com dari Surya, Gilang merupakan mahasiswa semester 10 di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur.
Setelah cuitan itu viral, banyak korban lain yang angkat bicara mengaku pernah mendapat perlakuan serupa misalnya seseorang berinisial SW.
SW mengatakan pernah jadi korban fetish Gilang pada 2015 lalu.
Saat itu, SW mengaku pernah menginap di indekos Gilang.
"Waktu itu, saya sama dia masih menjadi mahasiswa baru (maba). Bener-bener awal banget, soalnya kami satu jurusan yang sama," ungkap SW kepada SURYA.CO.ID, Jumat (31/7/2020).
Berbeda dengan yang viral saat ini, dulu Gilang tak menggunakan modus penelitian seperti yang saat ini ramai diberitakan.
"Kalau sekarang kan ramai dia untuk riset. Dulu enggak, bahkan sama sekali nggak ada kejanggalan. Ngobrol pun nggak mengarah ke sana, sangat normal," katanya.
Kejanggalan mulai terjadi saat korban SW menginap di kamar kos Gilang sepulang dari acara penyambutan mahasiswa baru di kampus.
"Sehari setelah acara, lupa tanggal berapa. Pokoknya pulang dari situ, saya nginep di kosnya, kejadiannya dini hari," katanya.
Sesampainya di kos, korban SW langsung merasa sangat lelah dan ngantuk sehingga memutuskan untuk tidur dulu.
Namun dini hari, tiba-tiba SW terbangun dan mendapati Gilang melakukan aksinya.
"Pas dini hari saya bangun. Gilang melakukan aksinya. Tapi nggak sampai ditutup rapat, ditali, seperti yang viral ini, cuman ditutup selimut. Anehnya, waktu itu saya nggak bisa berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain, buat melek aja susah," katanya.
SW menambahkan, waktu itu ia sempat terbangun dua kali. Namun, ia merasa kelelahan sampai akhirnya kembali tertidur.
"Baru benar-benar bangun pas pagi hari. Jadi saya nggak tahu aksinya berapa lama. Pas melek, sudah ditutup selimut," katanya.
Sebelum ke indekos Gilang, SW ingat sempat beli nasi goreng terlebih dulu.
SW sempat diberi minuman oleh Gilang setelah makan.
SW berasumsi, minuman tersebut telah diberi obat oleh Gilang hingga dirinya tak berdaya.
"Menurut saya, minumannya sudah dikasih obat. Soalnya setelah itu saya benar-benar nggak berdaya. Sampai kos langsung capek dan mengantuk. Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.
Tak hanya sendiri
Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo juga membenarkan jika ulah nyeleneh G bukan kali ini saja.
"Dulu pernah terjadi saat G jadi panitia maba, tapi tidak dilaporkan ke dekanat. Dan sekarang sudah viral di sosial media dan ada yang melapor makanya kami adakan sidang kode etik," jelas Suko Widodo.
Suko menuturkan, G merupakan mahasiswa angkatan 2015 yang berarti saat ini sudah di semester 10.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa," tegas Suko Widodo.
Akibat ulahnya tersebut, Gilang kemudian tak pernah dilibatkan saat kegiatan-kegiatan yang melibatkan mahasiswa baru.
Hal ini diakui Adnan Guntur (20), Presiden BEM FIB Unair.
"Sejauh ini memang sebenarnya mahasiswa sendiri sudah menindaklanjuti. Di beberapa kepanitian untuk acara yang melibatkan maba dia tidak diikutsertakan," kata Adnan, Kamis (30/7/2020).
Biseksual
Presiden BEM FIB Unair Adnan Guntur menjelaskan, sosok G dikenal sebagai seorang biseksual di lingkungan kampus.
Ia kerap mencari calon korban dengan mengincar mahasiswa baru.
"Saya cerita dari latar belakang pelaku, dia memang benar mahasiswa sini bisa dibilang mahasiswa tua angkatan 2015. Dan track recordnya dari dulu seperti itu. Pas saya masih maba, angkatan saya mengeluhkan kalau didekati."
"Teman-teman angkatannya tahu kok kalau dia memang gay. Sudah terkenal gitu," imbuhnya.
Untuk bisa berkomunikasi dengan calon korban, biasanya G melakukan pendekatan lewat media sosial.
"Kalau ada maba yang dianggap menarik diincar sama dia dicari Instagramnya ngajak folbek terus dm minta nomor Whatsapp," aku Adnan Guntur.
Saat akan melakukan eksekusi, G selalu menggunakan modus yang sama. Yaitu meminta calon korban membantunya untuk melakukan fetish jarik berkedok riset.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Cerita Korban Gilang 'Bungkus' Pernah Nginap Bareng saat 2015, Terbangun Dini Hari Tak Bisa Berkutik"