Find Us On Social Media :

Baru Saja Tiongkok Mulai PDKT Soal Laut China Selatan, Negara ASEAN Ini Juga Jadi Incaran Jepang, Kok Bisa?

Karang Subi (Subi Reef), salah satu pulau yang ingin direbut China di Laut China Selatan

GridHot.ID - Klaim Tiongkok di Laut China Selatan tentu membuat di negara sekelilingnya menjadi was-was.

Seperti diketahui, Amerika Serikat menolak klaim teritorial Tiongkok atas Laut China Selatan itu.

Oleh karena itu, kedua negara tersebut bersitegang terkait Laut China Selatan.

Baca Juga: Sok-sokkan Rangkul Negara ASEAN, Tiongkok Nyatanya Punya Niat Busuk, Negeri Tirai Bambu Butuh Kekuatan untuk Tendang Amerika Serikat dari Permasalahan Laut China Selatan

Tidak dapat dipungkiri, ketegangan Laut China Selatan membawa posisi ASEAN menjadi kurang strategis.

Hal itu benar jika melihat posisi ASEAN harus 'melawan' militer China yang agresif dan gemar gempur sana-sini.

Namun kondisi sedikit berbeda jika diplomasi mulai dikerahkan dan ketegangan yang ada diselesaikan dengan mediasi yang benar, bukan melulu menggunakan moncong senjata.

Baca Juga: Aneh, Aksinya Sempat Picu Tindakan Tegas Penjaga Pantai Malaysia Hingga Buat Nyawa Rekannya Melayang, Nelayan Vietnam Malah Lakukan Hal Ini Saat Dijaring Petugas Indonesia

Sebelumnya, 10 diplomat dari 10 negara anggota ASEAN diundang ke Beijing untuk mendiskusikan upaya penyatuan kekuatan gabungan untuk urusan Laut China Selatan.

Beijing dengan tegas menyebutkan Laut China Selatan akan hanya menjadi milik ASEAN dan China saja, dan negara yang ikut campur walaupun tidak memiliki kekuasaan regional di dalamnya harus disingkirkan.

Secara sederhana, China berusaha membeli ASEAN agar mendukung mereka menguasai Laut China Selatan.

Untuk negara semacam China, tidak mengherankan melihat manuver politik mereka yang seperti ini karena hal ini sangat khas cara mereka menyelesaikan masalah.

Keadaan menjadi berbeda saat ada negara Asia lain mulai membuka jalur diplomasi yang berbeda kepada ASEAN.

Baca Juga: Baru Terdeteksi Dalam Seminggu, Mutasi Virus Corona D614G Sudah Bikin 4 Negara ASEAN Ini Ketakutan, Indonesia Patut Waspada!

Mengutip South China Morning Post, Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi langsung kunjungi lima negara ASEAN.

Lima negara tersebut antara lain Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam, dikunjungi Motegi sejak 13 Agustus dan dilaksanakan dengan dua bagian.

Tidak hanya kelima negara tersebut, Motegi juga kunjungi Papua Nugini, dan tur tersebut berakhir Senin kemarin di Myanmar setelah Motegi bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi untuk pertama kali.

Baca Juga: Hantui Indonesia dan Negara ASEAN Lainnya, D614G Mutasi Visrus Corona yang 10 Kali Mematikan Mewabah di Malaysia hingga Filipina, Berikut Analisis Kemunculannya

Pertanyaan berikutnya pastilah, mengapa kelima negara tersebut diprioritaskan oleh Jepang sampai dikunjungi segala?

Hal ini berkaitan dengan posisi kelima negara tersebut.

Vietnam, Thailand, Kamboja, Laos dan Myanmar adalah 5 negara yang terletak di delta sungai Mekong, dan bersama China menggunakan sumber air tersebut untuk kehidupan sehari-hari berjuta-juta warganya.

Usulan China yang didiskusikan kepada 10 diplomat negara ASEAN rupanya juga ditambah dengan iming-iming berupa bantuan vaksin untuk kelima negara Mekong tersebut.

Diplomasi vaksin China Senin kemarin telah merambah ke 5 negara Mekong, seperti yang dijanjikan oleh Perdana Menteri Li Keqiang.

Baca Juga: Tiongkok Ngerasa Jadi Punya Tontonan, Dua Negara ASEAN yang Pernah Diusik Kedaulatannya Ini Justru Alami Konflik Pribadi, Saling Bunuh hingga Jatuh Korban Nelayan di Tangan Penjaga Pantai

5 negara itu akan diprioritaskan mendapat akses vaksin virus Corona, dan juga diberi bantuan terkait berbagi informasi pengelolaan air agar banjir tidak menyerang saat Sungai Mekong penuh.

Hal tersebut disampaikan Li dalam konferensi video pertemuan para pemimpin negara Kooperasi Lancang-Mekong (LMC), dan partner LMC akan diprioritaskan mendapat akses vaksin setelah China sukses mengembangkannya dan menggunakannya.

Jepang tidak bisa tinggal diam melihat China meroket membeli negara-negara tetangganya untuk diam saat China menguasai Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Baca Juga: Urusannya dengan China Soal Kedaulatan Wilayah Sama-sama Belum Kelar, Kedua Negara Asean Ini Malah Dirundung Konflik Panas, Kasus Kematian Nelayan Jadi Pemicunya

Kekuasaan mutlak China di Indo-Pasifik adalah gagasan gila yang akan selalu dicegah oleh Jepang dan aliansinya AS.

Sehingga jika ada yang mengatakan ASEAN merupakan kumpulan negara yang terletak di wilayah strategis memang benar, karena meskipun rawan perang dan ketegangan internasional tapi tawaran yang datang dari negara-negara maju tidak bisa ditolak dan memang menggiurkan serta dibutuhkan.

Jika China sudah memastikan memberikan vaksin untuk kelima negara Mekong, maka apa penawaran Jepang?

Disebutkan bersama pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Motegi sepakat membuka perbatasan untuk ekspatriat dan menghapus larangan wisata.

Motegi juga tawarkan bantuan 30 milyar Yen atau Rp 4,2 quadrilliun (kurs 1 Yen = Rp 140) sebagai dana bantuan daruat.

Baca Juga: Kelasnya Tak Main-main Lagi, Kuat dan Punya Hak yang Diakui PBB, Militer Indonesia 'Didaulat' Jadi Pemimpin Asean Lawan China

Kemudian masih ada 15 milyar Yen untuk membantu firma kecil menengah yang terdampak resesi ekonomi.

Pembicaraan yang sama dilakukan Motegi bersama pimpinan Kamboja dan Laos akhir pekan lalu: di Vientiane ibukota Laos, Menlu Jepang tersebut janjikan bantuan total 2 milyar Yen untuk memperbaiki sekolah dan 500 milyar Yen untuk transportasi umum.

Sedangkan di Phnom Penh ibukota Kamboja, ia sebutkan Jepang akan melanjutkan mendukung perkembangan ekonomi negara itu melalui pembangunan "koridor ekonomi".

Baca Juga: Dulunya Dipuja-puja Sebagai Wilayah se ASEAN yang Ditakuti Corona, Kini Negara Ini Justru Kelabakan Hadapi Lonjakan Korban Covid-19, Sampai Sewa Detektif untuk Tangani Kasusnya

Koridor ekonomi adalah jalan yang mengaitkan Thailand dan Vietnam.

Pakar politik internasional yaitu Profesor David Arase di kampus Nanjing, Johns Hopkins School of Advanced International Studies melihat virus Corona telah dimanfaatkan Jepang sebaik mungkin untuk mengamankan hubungan dengan negara Asia lain saat mereka mulai memindahkan produksi manufaktur dari China.

Antara 13-15 Agustus, Motegi juga telah kunjungi Singapura dan Malaysia, kemungkinan untuk mulai kembangkan pabrik mereka di negara-negara itu.

Jepang juga berusaha menjaga hubungan baik dengan negara ASEAN untuk memperluas pasar dagang mereka, dan survei terbaru dari Standard Chartered Bank temukan jika karena ketegangan AS dan China serta pandemi telah membuat negara Asia mencari sumber hasil dagang baru selain China.

Vietnam menjadi negara pertama yang ingin lepas dari China, diikuti Kamboja, Myanmar, Bangladesh dan Thailand.

Baca Juga: Lirik Peluang Bisnis di Tengah Panasnya Ancaman China, Singapura Jadi Sales Israel Tawarkan Rudal Blue Spear ke Negara ASEAN, Indonesia Minat?

Arase juga sebutkan langkah Motegi, yang kemungkinan besar akan menjadi Perdana Menteri Jepang selanjutnya setelah Shinzo Abe, merupakan langkah yang "sangat proaktif dalam menyusun pertemuan antar muka antara menteri-menteri di pemerintahan."

Sementara Washington dan Beijing terlalu sibuk membangun 'kredibilitas' mereka untuk mendapatkan kekuasaan di Indo-Pasifik, manuver Jepang memang sangat khas dengan ciri mereka: baik dan teratur serta tepat sasaran.

Jepang juga lakukan pendekatan yang lebih baik dengan sambangi negara-negara itu secara langsung, tidak seperti China yang justru menyuruh wakil negara ASEAN datang ke Beijing.

Baca Juga: Ngerasa Tak Punya Sekutu, China Putar Otak Cari Simpati untuk Hadapi Amerika dan Australia, Iming-imingi Negara ASEAN dengan Hadiah Ini Supaya Bergabung

Kira-kira, mana yang akan dipilih oleh ASEAN?

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Enaknya Jadi Negara ASEAN, Setelah Diajak Diskusi Dengan China Urusan Laut China Selatan, Kini Jepang Juga Berusaha Mendekat, Apa Saja Tawaran Kedua Negara Ini? (*)