Find Us On Social Media :

Kasus Tragedi Flu Babi Diramalkan Akan Terulang Kembali, Ilmuwan Prediksi Negara Miskin Bakal Dapat Jatah Vaksin Corona Paling Terakhir, Amerika Serikat Sampai Sindir China dan Sebut WHO Korup

China punya 3 vaksin Covid-19 untuk kondisi darurat.

Padahal, populasi di AS hanya sekitar 330 juta jiwa saja.

"AS berpotensi memasuki situasi kelebihan pasokan jika semua vaksin yang mereka pesan benar-benar tersedia," ungkap Hatchett seperti dikutip dari AFP.

Hatchett memahami betul bahwa AS memprioritaskan warganya untuk mendapatkan vaksin dengan cepat dan adil, tapi ia berharap bahwa AS bisa sedikit lebih berbaik hati untuk mau berbagi dosis ke negara lain yang mengalami kesulitan ekonomi.

"Apa yang ingin kami sampaikan ke para pemimpin dunia adalah bahwa vaksin ini yang jumlahnya terbatas ini perlu dibagikan secara global. Seharusnya tidak ada segelintir negara yang menguasai vaksin pada paruh pertama tahun 2021," ungkap Hatchett.

Hatchett khawatir kasus vaksin flu H1N1 tahun 2009 terulang kembali, di mana negara-negara kaya berhasil menguasai vaksin terlebih dahulu.

Baca Juga: Situasi Laut China Selatan Masih Panas, Tiongkok Gantian di Tekan Militer India di Perbatasan Himalaya, Kedutaan Besar China New Delhi: Ini Provokasi Mencolok!

Gerakan Covax yang didukung oleh WHO, CEPI, serta kelompok aliansi vaksin Gavi telah dibentuk, bertujuan untuk membeli dan mendistribusikan vaksin secara adil pada tahun 2021.

Sebanyak 2 miliar dosis vaksin diperkirakan siap tersedia.

Ada 92 negara berkembang dan 80 negara maju yang telah menandatangani kesepakatan Covax.

Baru-baru ini, Uni Eropa bahkan telah menyumbang €400 juta untuk kelancaran distribusi.

Sayangnya, negara adidaya Amerika Serikat tidak ikut dalam program Covax ini.

Baca Juga: 'Negara dalam Negara' Pusat Kekatolikan Dunia, Berikut Sejarah Terbentuknya Vatikan, Tokok Fasisme Ini Ternyata Turut Campur Tangan