Find Us On Social Media :

Bak Dapat 'Arena' Latihan Perang Gratis, Ratusan Kelompok Ekstrimis Mendadak Berbondong-bondong Datangi Pusat Konflik Armenia-Azerbaijan: Mereka Cuma Cari Untung dan Perkeruh Situasi

Armenia dan Azerbaijan kerahkan artileri berat di pertempuran terbaru

Gridhot.ID - Armenia dan Azerbaijan sedang mengalami konflik besar.

Perseteruan dua negara ini pun mengundang perhatian negara-negara besar Eropa dan Asia.

Selain itu, kelompok-kelompok teror ternyata juga turut memperhatikan situasi ini.

Baca Juga: Unjuk Rasa Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja Berakhir Ricuh, Mahasiswa Ditembaki Gas Air Mata, Sejumlah Polisi Alami Luka-luka

Mereka pun dengan militansinya turut bergerak ke pusat konflik antara Armenia dan Azerbaizan di wilayah Nagorno-Karabakh

"Tentara bayaran dari kelompok teror internasional, seperti Front Nusra, Firqat al-Hamza, Divisi Sultan Murad, yang bertempur di Timur Tengah, serta kelompok ekstremis Kurdi secara aktif berkumpul di daerah konflik (Nagorno-Karabakh)," kata Kepala SVR Sergei Naryshkin dalam pernyataan Selasa (6/10/2020).

Mengutip dari kantor berita TASS, Naryshkin mengungkapkan, ada ratusan atau bahkan ribuan ekstremis yang mencari untung dari perang baru antara Armenia dan Azerbaizan di wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Negaranya Meroket, PM Malaysia Ogah Lockdown dan Pilih Lakukan Hal Ini, Muhyiddin: Mohon Maaf Jika Abah Harus Mulai Gunakan Tongkat

Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh Presiden Turki Tayyip Erdogan memicu konflik antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, dan mengatakan Ankara mengirim pejuang ke wilayah itu.

Turki, sekutu dekat Azerbaijan, membantah mengirim tentara bayaran untuk ambil bagian dalam pertempuran Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Penghasut utama dan pemrakarsa konflik

Konflik atas wilayah Nagorno-Karabakh, yang merupakan milik Azerbaijan menurut hukum internasional tetapi dihuni dan diperintah etnis Armenia, pecah pada 27 September. Dan, terus meningkat ke tingkat paling mematikan sejak 1990-an.

Assad, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia RIA, Selasa (6/10), menuding Erdogan yang telah menyatakan solidaritas dengan Azerbaijan dan menolak upaya internasional untuk mewujudkan gencatan senjata.

"Dia (Erdogan) mendukung teroris di Libya, (dan) dia adalah penghasut utama dan pemrakarsa konflik baru-baru ini di Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan dan Armenia," kata Assad kepada RIA seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Bertahun-tahun Diteliti, Foto Abraham Lincoln Terbaring di Ranjang Setelah Tewas Ditembak Disebut 99 Persen Asli, Ini Alasannya

Baca Juga: Armenia: Rusia akan gunakan pasukannya untuk pastikan keamanan Armenia jika perlu

Assad juga mengatakan, militan dari Suriah dikerahkan dalam konflik tersebut, tuduhan yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menuding Turki mengirim jihadis Suriah untuk berperang di Nagorno-Karabakh.

Tapi, Turki dan Azerbaijan membantah keras tuduhan tersebut.

Baca Juga: Siap-siap Cek ATM, BLT GAJI Tahap Kelima Akan Cair Segar, Catat Tanggalnya!

"Damaskus dapat mengkonfirmasi ini," ungkap Assad tentang tuduhan tentang pejuang Suriah yang mengambil bagian dalam pertempuran Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh.(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Perang Armenia-Azerbaijan, Rusia sebut banyak kelompok teror datang ke pusat konflik"