Find Us On Social Media :

24 Minggu Jalani Pelatihan Brutal Bak Siksa Neraka, Pasukan Khusus Filipina Nyatanya Keok Hadapi Militan ISIS, Ujung-ujungnya Langsung Melipir Indonesia Minta Bantuan Penuh Kopassus TNI AD

SAT-GULTOR 81 salah satu pasukan terbaik di tubuh Kopassus

Gridhot.ID - Kopassus TNI AD memang bukanlah pasukan kelas sembarangan.

Pelatihan gila membuat para anggota Kopassus memiliki kemampuan perang di luar batas manusia normal.

Bahkan negara lain sampai kagum dengan ketangguhan Kopassus di medan perang.

Hanya saja, menurut Connie Rahakundini Bakrie, seorang pengamat militer, kini Kopassus tidak lagi menjadi satu dari 20 pasukan paling ditakuti di dunia.

Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne pada Selasa (1/9/2020).

"Kopassus itu semua di dunia tahu, bagaimana powerful-nya Kopassus," papar Connie.

Baca Juga: Kacamatanya Sampai Patah, Mahasiswa UGM Ini Akui Dipukul dan Dipaksa Ngaku Jadi Provokator, Polisi: Bukan Zamannya Paksa Orang Mengaku

"Hari ini Google saja, pasukan dunia yang paling mantap dari 20 besar, Kopassus enggak masuk lagi," ungkapnya.

Sementara itu, menurut Business Insider, ada 5 pasukan operasi khusus non-AS terbaik dari seluruh dunia.

Lima pasukan terbaik itu di antaranya:

1. Special Air Service (SAS) / Special Boat Service (SBS) Inggris,

2. Resimen Layanan Udara Khusus (SASR) Australia,

3. Layanan Udara Khusus Selandia Baru (NZSAS),

4. Le Commando Hubert (Elit Angkatan Laut Prancis) Prancis, dan

5. Resimen Reaksi Cahaya (LRR) Filipina.

Baca Juga: Sedang Sombongkan Rudal Balistik Antar Benua Terbesar di Dunia Miliknya, Kim Jong Un Tiba-tiba Teteskan Air Mata dan Akui Malu Tak Bisa Memajukan Ekonomi Bangsanya: Pengabdian Saya Tidak Cukup

Kemunculan LRR Filipina di daftar 5 besar tentu di luar dugaan.

Apalagi jika faktanya pasukan khusus Filipina itu berhasil menggeser Kopassus.

Hanya saja jangan langsung bersedih. Sebab kehabatan Kopassus masih begitu besar.

Bahkan pasukan khusus Filipina pernah meminta bantuan militer Indonesia hadapi pemberontakan.

Untuk menghadapi kekuatan pasukan pemberontak Maute yang telah berafiliasi dengan militan ISIS di propinsi Marawi, militer Filipina sebenarnya telah mengerahkan pasukan khususnya, Scout Ranger.

Sebagai pasukan khusus yang digembleng secara mati-matian, para personel Scout Ranger merupakan pasukan pilihan yang memiliki beragam kemampuan tempur untuk matra darat, laut, dan udara.

Baca Juga: Keder Lihatnya, Dipameri Korea Utara Rudal Balistik Antar Benua pada Dinihari, Menhan Korsel Tuntut Hal Ini

Para anggota Scout Ranger berasal dari berbagai satuan militer dan kepolisian Filipina yang mendaftar secara suka rela.

Sebelum diterima untuk menjalani pelatihan calon anggota Scout Ranger, para sukarelawan diseleksi terlebih dahulu baik secara mental maupun fisik.

Bagi yang lolos pada seleksi awal itu, para calon anggota Scout Ranger kemudian menjalani pelatihan yang dikenal brutal dan keras selama 24 minggu.

Tujuan pelatihan yang brutal, keras, dan berisiko pada kematian itu bertujuan untuk membentuk stamina fisik, mental, dan psikologi calon anggota Scout Ranger yang dalam misi tempurnya akan menghadapi tantangan di luar batas kemampuan manusia.

Pelatihan keras dan brutal yang harus dijalani para calon anggota Scout Ranger antara lain, lari dengan membawa beban seberat 35 kg dalam waktu 100 jam tanpa tidur dan istirahat.

Dalam kondisi kelelahan mereka harus menjalani pelatihan menjadi tawanan dan rela disiksa selama 17 jam.

Baca Juga: Beri Saran pada Menteri Ketenagakerjaan hingga DPR RI Soal Pesangon Buruh, Hotman Paris: Ubah Hukum Acaranya Kalau Mau Menolong

Latihan penyiksaan itu adalah semua calon Scout Ranger hanya memakai celana kolor dan harus kuat disiksa selama 17 jam.

Tujuan latihan penyiksaan itu bukan untuk menciptakan trauma bagi para peserta tapi untuk menanamkan pemahaman bahwa mereka jangan sampai tertangkap musuh karena bisa menjalani penyiksaan hingga mati.

Hingga tahap akhir pelatihan biasanya hanya sebanyak 40 persen personel yang bisa lolos untuk menjadi anggota Scout Ranger.

Setelah lulus menjalani semua pelatihan, para anggota Scout Ranger itu masih harus menghadapi ujian terakhir, yakni bertempur melawan para pemberontak di sejumlah wilayah Filipina dalam peperangan sungguhan.

Syarat kelulusan dalam peperangan lawan gerilya itu, setiap personel Scout Ranger harus bisa membunuh minimal satu orang pemberontak.

Tapi dalam peperangan itu tidak hanya para pemberontak yang terbunuh karena biasanya sekitar 5-10 persen anggota Scout Ranger junior juga terbunuh.

Baca Juga: Diutus Jokowi Temui Menlu China, Luhut Binsar Pandjaitan Bahas Investasi hingga Vaksin Corona, Begini Hasilnya

Dalam menghadapi pasukan pemberontak di Marawi yang telah bekerja sama dengan militan ISIS, pasukan Scout Ranger ternyata menghadapi banyak kesulitan.

Oleh karena itu menjadi masuk akal jika Filipina meminta bantuan dari pasukan khusus TNI.

Karena para personel Scout Ranger pernah mendapat pelatihan dari Kopassus yang merupakan pakar peperangan antigerilya.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Walau Jalani Pelatihan Brutal dan Tak Manusiawi, Nyatanya Pasukan Khusus Filipina Ini Tetap Kewalahan Hadapi Militan ISIS, Langsung Minta Bantuan Kopassus TNI AD.

(*)