Find Us On Social Media :

Beda Kubu dengan Keluarga, Pengungsi Timor Leste Ini Ogah Kembali ke Tanah Kelahiran Demi Pilih Indonesia: Saya Lebih Suka di NTT, Lebih Baik dari Bumi Lorosae

Lebih dari 750.000 orang berhak menentukan suara mereka dalam pemilihan umum legislatif Timor Leste, Sabtu (22/7/2017).

Muhajir mengaku, kini tak ada yang dirindukan Muhajir dari Timor Leste, selain keluarga besarnya.

Namun, ada yang menjadi ganjalan hatinya, yaitu soal status kepemilikan tanah dan tempat tinggal mereka.

Padahal, ia dan rekan-rekannya sesama pengungsi telah berada di Indonesia selama dua dekade.

"Status kami tidak jelas, status tanah tidak jelas. Itu yang menjadi persoalan bagi kami yang masih tinggal di pengungsian."

Baca Juga: Terjebak Belenggu Kemiskinan, Rakyat Timor Leste Hidup dari 'Mengais Sampah', TPA Bahkan Jadi Lokasi Tur untuk Warga Australia

"Nasib kami sudah 20 tahun kok masih tinggal di pengungsian? Status tanahnya juga enggak jelas, ini yang selalu kami pikiri," ungkapnya.

Muhajir sendiri selama ini tinggal di Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) atau wilayah Timor Barat, bersama sebagian keluarganya.

Selama 20 tahun, Muhajir tak pernah beranjak dari pengungsian. Ia dan keluarganya tinggal di rumah darurat beratapkan seng di Noelbaki.

Di desa itu, ia tinggal bersama 3000 orang lainnya yang sama-sama mengungsi dari Timor Leste pasca referendum 1999.