Find Us On Social Media :

Cucu Oei Wie Gwan Bongkar Rahasia Kesuksesan PT Djarum, Bolak-balik Alami Hal Ini, Armand: Intinya Siap Habis

Gedung Olah raga (GOR) Djarum Magelang

GriHot.ID - Siapa yag tidak kenal PT Djarum?

Melansir Wikipedia. PT Djarum merupakan perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yang berkantor pusat di Kudus, Jawa Tengah.

PT Djarum yang merupakan induk dari Djarum Group membawahi banyak bisnis di luar bisni kretek.

Bisnis-bisnis tersebut antara lain, bank (BCA), elektronika (Polytron), perkebunan (HPI Argo), pedagangan elektronik (Blibi.com), aget perjalanan daring (Tiket.com), media komunikasi (Djarum Media, dengan nama Mola Tv), makanan dan minuman (Savoria, dengan merek Yuzu), susu (Global Dairi Alami, dengan merek MilkLife) dan kopi (Sumber Kopi Prina, dengan merek Delizio Caffino).

Baca Juga: Kelabui Bank Amerika Demi Berbisnis dengan Korea Utara, Modus Penipuan Anak Perusahaan Berhasil Dibongkar FBI, Pihak Grup Djarum Katakan Ini

Mengutip Kompas.com, PT Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan yaitu ayah dari Hartono Bersaudara, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.

Namun, setelah Oei meninggal, peralihan bisnis Djarum ke generasi kedua dilakukan pada tahun 1963 kepada Hartono Bersaudara.

Robert sendiri memiliki tiga orang anak yaitu Victor Hartono, Martin Hartono, dan terbungsu Armand Wahyudi Hartono.

Armand yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA bercerita, dia diajarkan untuk siap mengalami kebangkrutan dan siap menghadapi apa pun yang terjadi.

Baca Juga: Dengan Total Harta Rp 547,08 Triliun, Bos Djarum Kukuhkan Diri Jadi Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2020, Siapa Peringkat Dua?

"Jadi, kalau melihat dari sebelumnya ditanam di kehidupan saya itu intinya sudah siap habis, siap perubahan apa pun juga," tutur Armand dalam webinar The Untold Story of Next Generation Leaders, Sabtu (13/3/2021).

Armand menuturkan, kakeknya yaitu Oei dulu bekerja dan berdagang mulai dari nol.

Kemudian, dia memiliki pabrik mercon hingga mengalami kesuksesan.

Namun, tahun 1939, terjadi kecelakaan yang menyebabkan pabrik Oei meledak dan membuatnya gulung tikar.

Baca Juga: Ekonomi Dunia Anjlok, Harta Kekayaan Bos Djarum Turut Menguap Gara-gara Pandemi Corona, Diduga Besarnya Setara dengan Dana yang Dikucurkan Bank Dunia untuk Tangani Covid-19

Tak kapok sampai di situ, Oei kembali mendirikan bisnis mercon dua tahun setelahnya dan lagi-lagi mengalami kebangkrutan dengan cerita yang sama.

Tahun 1942, Oei kembali mendirikan pabrik namun ditutup karena pada saat itu Indonesia baru saja dijajah oleh Pemerintah Jepang. Barulah tahun 1957, Oei mendirikan PT Djarum.

Namun, untuk kesekian kalinya harus bangkrut karena dibakar oleh seseorang.

Dari sekian banyak kegagalan yang dialami oleh keluarganya itu, Armand ditanamkan pemikiran untuk menerima apa pun segala risiko buruk yang akan terjadi.

Baca Juga: Harta Duniawi Hilang Sekejap, Kekayaan Keluarga Terkaya se-Indonesia Ini Lenyap Rp 196 Triliun Akibat Pandemi Corona

Namun, di balik itu semua, Armand percaya pada semua kegagalan yang terjadi akan ada hikmah yang didapatkan.

Pemikiran seperti itu harus ditanam ke orang terdekat, tidak hanya diri sendiri.

Demikian halnya saat Pandemi Covid-19 seperti saat ini, tentu melahirkan berbagai macam inovasi.

"Tidak ada inovasi kalau tidak ada masalah dan tidak ada solusi tanpa masalah. Tidak ada perubahan tanpa terpaksa karena kita terpaksa, dipaksa, dan akan biasa," jelas dia.

Baca Juga: Cuma Punya 2 Set Pakaian, Cucu Orang Terkaya di Indonesia Ini Pilih Jadi Pengikut Setia Mahzab Bunda Teresa, Padahal Keluarganya Pemilik Djarum dan Bank BCA Tapi Rela Cabuti Belatung dari Tubuh Pasien yang Luka

Menurut Armand, dengan perubahan justru membuat kehidupan jadi lebih baik. Bahkan, kondisi Pandemi Covid-19 seharusnya tidak membuat banyak orang jadi pesimistis, namun tetap melakukan yang terbaik.

"Do your best (lakukan yang terbaik) dan pasrah karena Tuhan bisa melakukan yang terbaik," tutup dia.

Hingga saat ini, gurita bisnis Djarum merambah segala bidang, tak hanya rokok, juga keuangan dan perbankan, e-commerce, material bangunan, perhotelan, perkantoran, perumahan, dan masih banyak lagi.

(*)