Find Us On Social Media :

Baru Seminggu Resmi Didatangkan Pemerintah Indonesia, Vaksin Covid-19 AstraZeneca Tuai Kontroversi Usai Diduga Bikin Wanita Ini Meninggal, Ini Tanggapan WHO

Dokter menunjukkan vaksin Covid-19 di rumah sakit pemerintah di Jammu, India, pada Sabtu (16/1/2021). India mulai memvaksinasi para tenaga kesehatan hari itu, yang merupakan salah satu program vaksinasi virus corona terbesar di dunia, karena negara tersebut berpenduduk 1,3 miliar jiwa.

Denmark, Norwegia, dan Islandia juga menangguhkan vaksin corona AstraZeneca.

Irlandia menunda sementara vaksin AstraZeneca atas saran dari panel penasihatnya, mengikuti langkah Norwegia.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Belanda juga mengatakan, pihaknya menangguhkan vaksin AstraZeneca sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Ayahnya Sempat Bongkar Kelakuan dan Memintanya Tak Lagi Gunakan Nama Marga, Air Mata Nagita Slavina Bercucuran Saat Singgung Gideon Tengker: Gue Gak Butuh Apa-apa Lagi

Terbaru, seorang wanita Denmark berusia 60 tahun yang meninggal karena pembekuan darah setelah menerima vaksin virus corona dari AstraZeneca memiliki gejala yang "sangat tidak biasa", Badan Pengawas Obat Denmark mengatakan pada Minggu (14/3).

Mengutip Reuters, Badan Pengawas Obat Denmark menyebutkan, perempuan itu memiliki jumlah trombosit dan gumpalan darah yang rendah di pembuluh kecil dan besar, serta pendarahan.

Program vaksinasi di Eropa mengecewakan dalam dua minggu terakhir oleh laporan bahwa penerima inokulasi vaksin virus corona AstraZeneca mengalami pembekuan darah.

Baca Juga: Sindir Gibran Rakabuming di Sosmed, Pria Asal Tegal Kena Peringatan Polisi Virtual Sampai Disuruh Minta Maaf di Polresta Solo, Ini Komentarnya yang Jadi Masalah

Badan Pengawas Obat Eropa menyatakan, tidak ada indikasi bahwa kejadian itu disebabkan oleh vaksinasi, pandangan yang juga digaungkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada Jumat (12/3) pekan lalu.

AstraZeneca Plc mengatakan pada Minggu (14/3), tinjauan data keamanan orang yang divaksinasi dengan vaksin virus corona mereka tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.