Find Us On Social Media :

Masa Depan Myanmar Diprediksi Akan Suram, Kudeta Militer Kian Rumit, Tokoh Militer Nasibnya Bakal Berakhir Seperti Saddam Hussein dan Muammar Gaddafi

Jenderal Min Aung Hlaing pemimpin kudeta militer Myanmar ketahuan menarik dana negara Myanmar dari bank Federal New York

Gridhot.ID - Negeri Pagoda Emas atau Myanmar tengah menghadapi masalah serius terkait penerusan kekuasaan.

Sebenarnya, masalah kudeta militer ini bisa disederhanakan menjadi masalah panjang.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Amerika Serikat pada hari Senin menjatuhkan sanksi terhadap dua anggota junta militer Myanmar dan mengancam tindakan lebih lanjut atas kudeta 1 Februari di negara itu.

Baca Juga: Ngarep Bisa Nikahi Ayu Ting Ting, Billy Syahputra Berguru Kepada Raffi Ahmad, Denny Cagur: Playboy Lagi Ngobrol Gini Nih

Bahkan diprediksi jika kudeta ini tak mereda, tokoh militer Myanmar telah diberitahu akan mengikuti jejak Saddam Hussein Irak dan Muammar Gaddafi dari Libya.

Karena ada kekhawatiran akan pecahnya perang saudara segera di negara itu.

Sejak kudeta 1 Februari 2021, 138 pengunjuk rasa telah tewas dalam demonstrasi, kata Dr. Sasa, utusan khusus PBB Parlemen Myanmar yang sekarang sudah dibubarkan.

Baca Juga: Dirut PT Taspen Ketahuan Selingkuh, Istri Langsung Ambil Sikap, Rina Lauwy Kosasih: Saya Laporkan Dia dengan Pasal KDRT

Dilansir Serambinews dari Sky News, Selasa (16/3/2021) bahwa jika pertempuran berlanjut tanpa reaksi dari komunitas internasional, rakyat negaranya akan dipaksa untuk membela diri.

Sasa mengimbau para panglima militer yang sekarang memegang kendali negara untuk mundur, seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021).

Terutama, membebaskan tahanan yang ditahan dan mengawasi kembalinya demokrasi.

Dia memperingatkan kegagalan untuk melakukannya akan mengakibatkan para pemimpin kudeta ditangkap atau dibunuh.

Dia membandingkan mereka dengan Gaddafi, Saddam dan Osama bin Laden.

Baca Juga: Bak Seorang Samurai, Pria Paruh Baya Datangi Lokasi Persidangan Rizieq Shihab dengan Pedang Katana di Tangannya, Tim Rajawali Polres Metro Jakarta Timur Langsung Bertindak

Sasa mengatakan India, China, AS, Inggris, Eropa dan tetangga Myanmar harus bekerja sama untuk menekan para jenderal yang telah menguasai negaranya.

"Jika kita tidak membentuk koalisi internasional di Myanmar ini secepat mungkin, itu akan membawa, saya khawatir, perang saudara terbesar yang pernah kita lihat," tambahnya.

“Kami tidak membutuhkan pernyataan lagi. Kami tidak membutuhkan kata-kata lagi. Kami membutuhkan tindakan. Jadi kami meminta tindakan dari komunitas internasional.

Baca Juga: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Seolah Sembunyikan Perasaan Sesungguhnya, Krisdayanti Kepergok Gandeng Tangan Azriel Hermansyah di Belakang Anang dan Ashanty

"Yang kami maksud adalah sanksi yang terkoordinasi, bertarget, dan lebih keras, baik secara diplomatis, ekonomi, dan politik."(*)