Find Us On Social Media :

Dianggap Mata-mata TNI/Polri, Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri Minta Masyarakat Tetap Waspada

KKB Papua tembak mati sopir ojek

GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus melancarkan aksi kekerasan.

Sasarannya pun bukan hanya aparat TNI-Polri, tetapi juga masyarakat sipil.

Diwartakan ANTARA, KKB baru saja menembak mati tukang ojek di Eromaga, Distrik Omika, Kapupaten Puncak, Papua, pada Rabu (14/3/2021) sekitar pukul 13.00 WIT.

Baca Juga: 5 Jam Sembunyi di Kamar Mandi, Istri Oktavianus Guru yang Ditembak Mati KKB Papua Ceritakan Momen Mengerikan Saat Rumahnya Dirampok Secara Brutal: Sudah Sunyi, Almarhum Terkapar di Depan

Tukang ojek yang diketahui bernama Udin (41) diduga baru saja mengantar penumpang sebelum ditembak mengenai dada kanan tembus punggung, dan pipi kiri mengalami luka tembak.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan korban sudah dievakuasi ke puskesmas Ilaga.

"Masyarakat terutama tukang ojek diminta waspada dan untuk sementara waktu tidak melayani penumpang ke rute keluar kota, guna menghindari penembakan yang dilakukan KKb," imbau Mathius Fakhiri, Rabu.

Baca Juga: Tebar Ketakutan Tanpa Ragu-ragu, KKB Papua Tuding Guru SD yang Ditembak Mati Mata-mata TNI-Polri: Kami Tidak Sembarang Tembak

Mengutip Surya.co.id, KKB Papua berdalih jika tukang ojek yang mereka tembak merupakan mata-mata TNI/Polri.

Saat dikonfirmasi perihal kejadian itu, Juru Bicara OPM Sebby Sembon  menyatakan, belum menerima laporan secara lengkap dari lapangan.

"Kami belum terima laporan konfirmasi, tapi kemungkinan besar hal itu bisa di lakukan pasukan TPNPB, berdasarkan hasil identifikasi PIS bahwa Tukang ojek semuanya mata-mata TNI Polri," kata Sebby melalui pesan singkatnya Kamis (15/4/2021).

Baca Juga: Kapolda Papua Akhirnya Bongkar Riwayat KKB yang Sering Buat Onar Sampai Tembak Rakyat Sipil Tapi Tak Mampu Tembus Pertahanan Freeport: di Sana Kuat Sehingga Mereka Tertahan!

Ia juga mempertanyakan tukang ojek beroperasi sampai daerah pedalaman.

"Jika itu orang imigran Indonesia. Dan kenapa tukang ojeknya sampai di pedalaman daerah perang? itu menjadi pertanyaan bahwa tukang ojek yang berani di daerah perang itu apakah masyarakat civilians? Tentu tidak, dan yang jelas bahwa tukang ojek di daerah perang adalah intelejen Indonesia," ucap Sebby.

Jadi, menurut dia, kalau ada tukang ojek di wilayah perang wajar ditembak.

"Intel TNI Polri yang menjadi tukang ojek di daerah perang wajar kalau ditembak," imbuhnya.

(*)