Find Us On Social Media :

Rasa Kemanusiaannya Gak Ada, Majikan di Surabaya Ini Setrika Tubuh hingga Paksa ARTnya Makan Kotoran Kucing, Korban: Saya Pikir Bercanda, Ternyata Beneran Dikasih Makan Tahi

Ilustrasi kekerasan.

Anak EAS yang ikut dengannya tinggal di rumah sang majikan juga untuk sementara waktu harus berpisah darinya.

Sebabnya, EAS dimasukkan ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) oleh sang majikan, dengan alasan memiliki gangguan kejiwaan.

EAS mengatakan, kasus dugaan kekerasan tersebut berlangsung selama 10 bulan.

Baca Juga: 6 Tahun Suami Perwiranya Tak Beri Nafkah dan Tahu-tahu Nikah Lagi, Istri Oknum Polisi Ini Terpaksa Sambung Hidup Jadi ART dengan Upah Rp 600 Ribu: Saya Berjuang Sendiri

Sejumlah tindakan penyiksaan terjadi pada bulan ketiga saat dirinya mulai bekerja di rumah majikannya.

"Emosi sama keluarganya, aku yang kena imbas. Kadang karena pekerjaan, karena aku ngucek kurang, karena tanganku sakit, itu juga jadi masalah. Sakitnya juga karena disiksa," kata EAS, yang kini dirawat di Liponsos Keputih milik Pemkot Surabaya, Minggu (9/5/2021).

EAS mengaku kerap mendapat siksaan saat bekerja. Mulai dari disetrika, hingga disuguhi makanan yang dicampur kotoran kucing oleh sang majikan.

Baca Juga: Miris, ART di Probolinggo Cuma Digaji Rp 300 Ribu hingga Nekat Terjun dari Lantai Dua Demi Mengais Sisa Makanan di Tong Sampah, Majikan: Dia Sendiri yang Meminta

"Majikan saya bilang, itu ada tai kucing kok enggak dibuang.

Terus saya bilang, iya nanti saya buang.

Terus dia bilang lagi, enggak usah nanti buat makan kamu."