Find Us On Social Media :

Langkahi Restu WHO, Israel Siap Suntikkan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga untuk Seluruh Rakyatnya, Syaratnya Bahkan Lebih 'Nekat' dari Amerika Serikat

Orang Yahudi Ethiopia, juga dikenal sebagai Beta Israel, merayakan festival di Yerusalem. Mereka begitu yakin bahwa mereka keturunan Raja Sulaiman dan Ratu Sheba. Sebagian besar lolos dari kelaparan dan kekacauan politik ketika mereka diterbangkan ke Israel pada 1980-an dan 90-an.

Gridhot.ID - Dunia memang sudah memulai program vaksinasi covid-19.

Bahkan dikutip Gridhot dari Kompas.com, negara seperti Amerika Serikat sampai memberikan uang bantuan sebesar 100 dolar Amerika bagi siapa saja yang mau divaksin.

Setelah beberapa lama, varian Delta membuat beberapa vaksin memerlukan kekuatan tambahan agar tubuh semakin kebal.

Baca Juga: 13 Hari Berlalu Pelakunya Berkeliaran Bebas, Amalia Disebut Datangi Sepupunya Lewat Mimpi, Permintaan Khusus Ini Disebut Langsung Bergegas Dikabulkan Keluarga Mendiang Korban Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Salah satunya dengan vaksin booster dosis ketiga.

Namun vaksin covid-19 dosis ketiga ini sebenarnya masih belum diijinkan WHO untuk diterapkan ke seluruh masyarakat umum.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Israel, Minggu (29/8), nekat langkahi WHO untuk mulai menawarkan suntikan penguat (booster ) vaksin Covid-19 bagi anak-anak yang berusia 12 tahun.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Duka Mendalam Tengah Dirasakan Pevita Pearce, Sang Ayah Bramwell Pearce Dikabarkan Meninggal Dunia, Curahan Ibu Tiri Jadi Sorotan

Perdana Menteri Israel menyatakan, kampanye penyuntikan booster yang telah bergulir sebulan lalu bagi kalangan lanjut usia, telah memperlambat peningkatan risiko penyakit parah yang disebabkan varian Delta virusu corona.

Saat mengumumkan keputusan pemberian booster, pejabat tinggi kesehatan Israel mengatakan efektivitas dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech berkurang enam bulan setelah penyuntikan, sehingga booster dinilai perlu.

“Dosis ketiga membawa kita ke tingkat perlindungan yang dicapai oleh dosis kedua, ketika masih segar. Itu berarti, orang 10 kali lebih terlindungi setelah dosis vaksin ketiga,” kata Sharon Alroy-Preis, kepala kesehatan masyarakat di Kementerian Kesehatan Israel.

Syarat untuk mendapatkan suntikan vaksin ketiga adalah telah mendapatkan vaksin dosis kedua dalam waktu lima bulan sebelumnya.

Baca Juga: Ingat Sumanto Si Manusia Kanibal? Baru Saja Disuntik Vaksin Covid-19, Ucapannya Langsung Bikin Perawat Bereaksi Begini

Jangka waktu itu lebih pendek daripada interval yang diberlakukan di Amerika Serikat (AS), yaitu delapan bulan.

Pemerintah AS kini mempertimbangkan untuk memotong waktu tunggu.

Berharap untuk mengekang penyebaran varian Delta yang sangat menular, Israel mulai memberikan booster ke populasi yang lebih tua sebulan yang lalu, dan secara bertahap menurunkan usia kelayakan penerima booster.

Pada pengumuman Minggu kemarin, usia penerima suntikan penguat adalah 30 tahun.

Sejauh ini, sebanyak dua juta orang dari populasi Israel yang mencapai 9,3 juta orang telah menerima tiga dosis suntikan.

Baca Juga: Dibongkar Pengusaha Berlian, Rizky Billar Tolak Tawaran Endorse Cincin Kawin Rp 130 Juta untuk Lesti Kejora, Alasannya Bikin Syok!

“Sudah ada hasil: peningkatan morbiditas parah mulai melambat,” kata Perdana Menteri Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan.

“Tapi kita harus menyelesaikan dosis ketiga untuk semua warga negara kita. Saya memanggil mereka yang berusia 12 tahun ke atas untuk keluar dan segera mengambil suntikan ketiga.”

Israel dan negara-negara lain tetap menggulirkan kampanye penyuntikan booster vaksin Covid-19, kendati Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentangnya.

Badan kesehatan dunia itu menyatakan, masih banyak penduduk dunia yang membutuhkan vaksin dosis pertama, sebelum kampanye booster bisa bergulir.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Murka ke Ayah Rozak, Sang Pedangdut Tak Takut Ribut dengan Bapaknya Sendiri Jika Orang Tuanya Terus Lakukan Hal Ini

AS mengatakan akan menawarkan dosis booster untuk semua penduduknya, dengan mengutip hasil penelitian yang menunjukkan penurunan tingkat perlindungan vaksin dosis kedua.

Kanada, Prancis, dan Jerman juga merencanakan kampanye pemberian booster vaksin.

(*)