Find Us On Social Media :

Pilot Pesawat Tempur China Lakukan 'Permainan Mematikan' yang Mengancam Sekutu AS di Indo-Pasifik, Ahli Takut Kejadian 2001 Berulang

Ilustrasi pilot pesawat tempur China

Sementara pilot China tewas dalam insiden tersebut.

Awak AS ditahan di China selama 11 hari.

China membebaskan awak AS itu setelah pembicaraan panjang serta penerbitan surat dari AS yang berisi permintaan maaf atas kematian sang pilot.

Wang Wei, sang pilot, kemudian dianugerahi gelar anumerta "Penjaga Wilayah Udara dan Perairan Teritorial".

Tanggal kematiannya, 1 April, masih dikenang di Tiongkok sampai sekarang.

Semantara itu, pada Jumat (10/6/2022), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe bertemu di Singapura, untuk Dialog Shangri-La, konferensi pertahanan utama Asia, dengan kedua pemimpin militer tersebut menekankan perlunya komunikasi dan pengurangan risiko.

Namun, tepat ketika suhu persaingan AS-China tampaknya mendingin, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengecam China di KTT Dialog Shangri-La pada hari Sabtu (11/6/2022) untuk serangkaian kegiatan koersif, agresif, dan sangat berbahaya yang merusak stabilitas Asia.

Baca Juga: Buntut Tuduhan Australia dan Kanada soal Intersepsi Berbahaya, AS Terbangkan Pesawat Pengintai RC-135U untuk Memata-matai China

Austin mengutip sejumlah contoh di mana dia yakin China memaksakan kehendaknya pada tetangganya, termasuk mengirim sejumlah besar pesawat ke langit di atas Taiwan, mencegat pesawat patroli mitra AS secara berbahaya, dan operasi penangkapan ikan ilegal yang 'menjarah ketentuan kawasan'.

Bukan rahasia lagi bahwa Beijing telah menjadi lebih agresif di kawasan itu, mulai dari membangun fasilitas militer di Laut China Selatan yang disengketakan hingga mengirim kapal dan pesawat terbang di dekat pulau-pulau yang diklaim oleh Jepang dan China.

Bahkan selama kunjungan Presiden AS Biden ke wilayah itu bulan lalu, China dan Rusia melakukan latihan terkoordinasi pertama mereka sejak invasi Moskow ke Ukraina.

Pesawat militer China sering melakukan latihan di dekat Taiwan, demokrasi pemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai miliknya.

Austin juga menuduh Beijing beroperasi dengan cara yang tidak biasa.

"Kami telah menyaksikan peningkatan yang stabil dalam aktivitas militer yang provokatif dan tidak stabil di dekat Taiwan," kata Austin.

"Itu termasuk pesawat PLA yang terbang di dekat Taiwan dalam jumlah rekor dalam beberapa bulan terakhir – dan hampir setiap hari," lanjutnya, merujuk pada penerbangan pesawat tempur China ke ADIZ Taiwan. (*)