Find Us On Social Media :

Siap-siap Harga Naik Lagi, Pemerintah Berencana Terapkan Cukai untuk BBM, Ini Tujuan Utamanya

Ilustrasi SPBU

Gridhot.ID - Bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terus mengalami berbagai perubahan aturan akhir-akhir ini.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, sebelumnya pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertamax dan membuat Pertalite menjadi BBM Penugasan.

Kemudian, agar Pertalite bisa lebih tepat sasara, Pertamina juga akan menerapkan kebijakan khusus bagi mereka yang ingin membeli jenis bahan bakar tersebut.

Belum lama dari itu, lagi-lagi ada rencana baru dari pemerintah masalah BBM.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, pemerintah berencana mengenakan cukai pada ban karet, bahan bakar minyak (BBM), serta deterjen. Selain untuk meningkatkan pendapatan negara dari cukai, hal itu juga untuk mengurangi konsumsi 3 jenis barang tersebut.

Jika cukai diterapkan, harga ban karet, BBM, dan deterjen tentu akan naik.

Namun, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, belum ada pembicaraan antara Pertamina dengan pemerintah terkait rencana pengenaan cukai pada BBM.

“Sampai saat ini belum ada pembahasan dengan Pertamina,” kata Irto saat dikonfirmasi Kompas TV, Kamis (16/6/2022).

Ia menyampaikan, rencana pengenaan cukai untuk BBM masih menjadi kajian internal Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Langit Bumi dengan Anggota KKB Papua yang Bertaruh Nyawa Demi Secuil Amunisi, Petingginya Santai Pamer Latihan Tembak dengan Senapan Canggih Pakai Instruktur di Luar Negeri, Begini Videonya

Jika sudah siap diterapkan, pihak terkait seperti Pertamina akan diajak berkoordinasi.

“Menurut informasi yang kami dapat, hal tersebut masih merupakan kajian internal Kemenkeu yang penerapannya pasti akan dikoordinasikan dengan para pihak terkait,” tutur Irto.

Rencana perluasan pengenaan cukai sebelumnya disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu saat rapat panitia kerja (Panja) RAPBN Tahun Anggaran 2023, Senin (13/6/2022).

Ia menjelaskan, rencana tersebut merupakan rencana dalam konteks jangka panjang atau tidak akan berlaku seketika.

"Jadi, ini adalah dalam konteks kami menimbang-nimbang kiri dan kanan, tetapi tentunya ini dalam, ya... 5 tahun ke depan, jangka menengah, jangka panjang. Jadi kami siapkan," ujar Febrio.

Dalam paparannya, Febrio mengatakan, ada tiga pengelompokan barang kena cukai, yaitu existing, persiapan, dan kajian.

Adapun tiga barang yang kena cukai yang sedang berlaku yaitu hasil tembakau, minuman mengandung etil alkohol (MMEA), dan etil alkohol.

“Barang kena cukai termasuk yang existing adalah hasil tembakau, MMEA, etil alkohol,” jelasnya.

Sedangkan barang-barang yang sedang dalam tahap persiapan pengenaan cukai adalah plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

Sementara barang-barang yang masih dalam tahap kajian adalah ban karet, BBM, dan detergen.

(*)