Find Us On Social Media :

Mencak-mencak Lihat Anak Buahnya di Ambang Perpecahan, Panglima KKB Papua Ini Sesumbar Nyatakan Siap Mempersatukan TPNPB-OPM : Bersatu untuk Perang Lawan Militer Indonesia

Tangkapan kamera, Damianus Magaiyogi Panglima Tertinggi TPNPB-OPM

GridHot.ID - Kabar terbaru datang dari Markas Komando Pertahanan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ).

Melansir Pos-Kupang.com, organisasi separatis Kelompok Kriminalitas Bersenjata atau KKB Papua itu sedang mengalami gejolak internal menuju perpecahan.

Informasi tersebut disampaikan Panglima Tertinggi TPNPB-OPM Sorong Merauke Jenderal Damianus Yogi, dilansir dari thetpn-pbnews.com edisi Senin 11 Juli 2022.

Dilansir dari tribunpalu.com, panglima tertinggi KKB Papua itu pun mencak-mencak akibat perpecahan yang terjadi di internal kelompoknya.

Sosok itu adalah Damianus Yogi, panglima tertinggi KKB Papua di wilayah Sorong Merauke.

Damianus Yogi menyoroti keadaan kelompoknya yang kini diambang perpecahan, Senin (11/7/2022).

Meski begitu, Jenderal Damianus Yogi menyatakan siap mempersatukan TPNPB-OPM.

"Di bawah Komando Pertahanan Tn Jendral Damianus M Yogi, siap mempersatukan komando Militer Pertahanan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka TPNPB-OPM," demikian pernyataan imbauan umum TPNPB-OPM dari Jenderal Damianus Yogi.

Dia menegaskan bahwa sistim militer TPNPB-OPM harus bersatu.

Baca Juga: Merapat ke Kubu KKB Papua, Beredar Video Relawan dari Negara Tetangga Disebut-sebut Siap Perang Lawan TNI-Polri: Kami Akan Melawan

Selain itu, diplomasi dalam dan luar negeri TPNPB-OPM juga segera diperbaiki agar tujuan kemerdekaan Papua Barat dapat segera terwujud.

"Sistim Militer Organisasi Papua Merdeka TPNPB-OPM harus kembali bersatu. Diplomasi dalam negeri dan diplomasi luar negeri, bahkan dengan 122 organisasi sipil untuk menuju kemerdekaan," kata Jenderal Damianus Yogi.

Menurut Jenderal Damianus Yogi, apabila TPNPB-OPM tidak bersatu maka perang tidak akan tercapai.

“Kalau tidak bersatu, kapan kita bersatu untuk perang serentak lawan militer Indonesia," katanya.

Sejarah TPNPB-OPM

Melansir wikipedia.org, TPNPB adalah sayap militer dari Organisasi Papua Merdeka ( OPM ).

TPNPB dibentuk pada 26 Maret 1973, setelah Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat 1 Juli 1971 di Markas Victoria.

OPM adalah sebuah organisasi separatis teroris yang didirikan pada tahun 1963 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya.

Gerakan Kelompok Kriminalitas Bersenjata ini dilarang di Indonesia.

Baca Juga: Ditemukan Terbungkus Terpal di Atas Jok Belakang Mobil, Ini Deretan Senjata dan Amunisi yang Diselundupkan Pengkhianat Negara ke KKB Papua di Area Perbatasan

Organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan.

Sejak awal KKB Papua telah menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.

Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.

Beberapa tokoh, di antaranya Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai berencana mendeklarasikan kemerdekaan Papua pada tahun 1971.

Pada tanggal 1 Juli 1971, Roemkorem dan Prai mendeklarasikan Republik Papua Barat dan segera merancang konstitusinya.

Konflik strategi antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi, yaitu PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang dipimpin Roemkorem.

Perpecahan itu sangat memengaruhi kemampuan OPM sebagai suatu pasukan tempur yang terpusat.

Tahun 1984, OPM melancarkan serangan di Jayapura, ibu kota provinsi dan kota yang didominasi orang Indonesia non-Melanesia.

Serangan ini langsung diredam militer Indonesia dengan aksi kontra-pemberontakan yang lebih besar.

Baca Juga: Benny Wenda Disebut Jadi Biang Keroknya, ULMWP Kini Terpecah Belah, Wakil Ketua Akui Pengumuman dari Pimpinan Sang Petinggi KKB Papua Ini yang Bikin Perdebatan Luar Biasa

Kegagalan ini menciptakan eksodus pengungsi Papua yang diduga dibantu OPM ke kamp-kamp di Papua Nugini.

Bulan Juli 1998, OPM mengibarkan bendera mereka di menara air kota Biak di pulau Biak. Mereka menetap di sana selama beberapa hari sebelum militer Indonesia membubarkan mereka.(*)